Bogor (Antara Megapolitan) - Para pelaku bisnis saat ini harus berusaha memenuhi tuntutan konsumen yang semakin sadar lingkungan.
Konsumen bukan hanya menuntut produk yang ramah lingkungan, melainkan juga dalam setiap prosesnya menghindari hal-hal yang bisa merusak lingkungan.
Oleh karenanya Green Supply Chain menjadi isu yang berkembang dalam bisnis global saat ini.
Hal tersebut terungkap dalam diskusi berjudul â€Practices of Green Supply Chain Management in Malaysia and Indonesia†yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Ilmu Manajemen, Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB), Kamis (14/12).
Acara yang berlangsung di Gedung FEM IPB ini menghadirkan Dr. Abdul Rashid bin Abdullah, pakar manajemen dari University Putra Malaysia (UPM), Malaysia.
Ketua Program Pascasarjana Ilmu Manajemen, Dr. Jono M. Munandar mengungkapkan bahwa visiting lecturer dari UPM kali ini adalah bagian dari kerja sama resiprokal antara IPB dan UPM, khususnya sesama Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Kerja sama yang sudah terjalin antara UPM dan IPB di antaranya dalam hal Student Exchange Program, Joint Supervisor untuk membimbing tugas akhir mahasiswa dan Faculty Exchange Program.
“Saya berharap kerja sama antara IPB dan UPM semakin meningkat, dimana riset bersama dan penulisan bersama bisa dilakukan pada waktu yang akan datang," ungkap Jono.
Sementara itu, dalam sambutan pembukaannya, Ketua Departemen Manajemen IPB, Dr. Mukhamad Najib mengatakan, tema kuliah saat ini sangat relevan dengan perkembangan yang terjadi di berbagai belahan dunia.
"Masyarakat menginginkan produk yang sehat, yang dihasilkan dengan cara yang sehat dan limbahnya tidak merusak lingkungan.
Bagaimana pun semua kita berkepentingan untuk menjaga keberlanjutan alam semesta agar tetap nyaman untuk dihuni.
Tidak ada bisnis tanpa ada lingkungan yang berkelanjutan. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan juga harus memiliki komitmen yang sama untuk menyelenggarakan bisnis yang lebih pro lingkungan," ujarnya.
Menurut Dr. Abdul Rashid bin Abdullah, perusahaan-perusahaan di Malaysia sudah mulai banyak yang mengembangkan Green Supply Chain.
Hal ini menurutnya didorong oleh beberapa motivasi, seperti tekanan konsumen yang menuntut eco-product, khususnya untuk memenuhi pasar Eropa.
Selain itu, green supply chain dilakukan untuk meningkatkan daya saing dalam rangka meningkatkan market share di pasar internasional.
Dikatakannya, dorongan paling kuat untuk menerapkan green business sebenarnya ada dua, yaitu tuntutan pasar dan tuntutan regulasi. Konsumen yang semakin sadar lingkungan lebih banyak menuntut eco-product.
Tekanan regulasi juga bisa memaksa perusahaan untuk melaksanakan proses bisnis yang pro lingkungan.
Dr. Najib mengatakan bahwa ide dasar dari green business dan green supply chain sebenarnya sangat islami.
“Tuhan menyuruh kita untuk mengkonsumsi produk yang sehat dan melarang kita melakukan kerusakan alam. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa menyediakan produk yang menyehatkan tanpa harus merusak lingkungan. Jadi perusahaan yang komit menerapkan green supply chain sebenarnya merupakan perusahaan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam," tegas Najib.
Kegiatan International Guest Lecture yang diperuntukkan bagi mahasiswa Pascasarjana IPB ini juga dihadiri oleh dosen-dosen di lingkungan FEM IPB.
Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Kepala Divisi Marketing FEM IPB, Dr. Mamun Sharma; Kepala Divisi Produksi dan Operasi FEM IPB, Dr. Eko Ruddy Cahyadi; serta Sekretaris Program Pascasarjana Ilmu Manajemen IPB, Dr. Heti Mulyati.
Undang Pakar Malaysia, Departemen Manajemen IPB Bicarakan Green Supply Chain
Jumat, 22 Desember 2017 20:59 WIB
Saya berharap kerja sama antara IPB dan UPM semakin meningkat.