Perikanan rajungan Indonesia berkelanjutan dapat bantuan OSF Rp900 juta
Senin, 17 Mei 2021 16:34 WIB
Program pendanaan ini ini diharapkan mampu membantu perikanan rajungan di Pulau Madura, dan menjadikan upaya Indonesia memasuki penilaian 'MSC Full Assessment' pada September 2022.
Bogor, Jabar (ANTARA) - Program perbaikan perikanan rajungan Indonesia yang berkelanjutan dalam upaya mendapatkan sertifikat ekolabel Marine Stewardship Council(MSC) mendapat bantuan pendanaan Program "Ocean Stewardship Fund (OSF)" dengan total pendanaan £49,353 atau kurang lebih sekitar Rp900 juta.
Associate Professor Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan di IPB University, Dr Hawis Madduppa di Kampus IPB Bogor, Jawa Barat, Senin menjelaskan bantuan program itu diberikan melalui Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI).
"Program pendanaan ini ini diharapkan mampu membantu perikanan rajungan di Pulau Madura, dan menjadikan upaya Indonesia memasuki penilaian 'MSC Full Assessment' pada September 2022," katanya.
Baca juga: Peneliti IPB: Komoditas rajungan potensial dikembangkan di Indonesia
Ia menjelaskan program yang sudah dijalankan selama bertahun-tahun oleh APRI sebagai pelaksana telah memasuki tahap "In-Transition to MSC Full Assessment", yang artinya sebuah langkah baru untuk membangun pengelolaan perikanan rajungan di Indonesia secara berkelanjutan.
"Program OSF dapat memberi kita kesempatan untuk terus memajukan kelestarian perikanan rajungan serta dapat bekerja sama dengan para ilmuwan untuk melakukan penelitian yang akan mendukung laut yang sehat," kata Hawis Madduppa, yang juga Direktur Eksekutif APRI.
Meski demikian, diakuinya bahwa dibutuhkan langkah yang tidak mudah untuk selangkah lagi menuju "MSC Full Assessment".
Ia menambahkan hingga saat ini perbaikan sebanyak 28 indikator juga mulai terlihat dengan tidak adanya skor di bawah <60.
"Dan langkah selanjutnya akan terus ditingkatkan," katanya.
Baca juga: Indonesia berhasil kembangkan rajungan secara budi daya
Menurut dia pencapaian lainnya terkait Program OSF ini adalah dukungan dari pihak Institut Pertanian Bogor (IPB) yang senantiasa mendukung pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan bersama APRI.
Ia menambahkan mahasiswi IPB University, Anggini Fuji Astuti juga mendapatkan penghargaan, yang resmi dicantumkan di laman resmi MSC dengan topik penelitian "Identifikasi hasil Tangkapan Sampingan (bycatch) Menggunakan DNA".
Dalam melakukan penelitian itu, mahasiswa IPB tersebut bekerja sama dengan APRI
"Penelitian DNA di Indonesia masih cukup terbatas karena minimnya alat dan sampel," kata Anggini.
Baca juga: Rajungan Sudah Raih Devisa 414,3 Juta Dolar
Karena itu, kata dia, dibutuhkan kerja sama dengan organisasi internasional seperti MSC yang dapat membantu menambah keahlian seputar data yang diperlukan untuk perikanan berkelanjutan, di mana OSF akan membantu memfasilitasi penelitian DNA.
Menurut Hawis Madduppa APRI akan terus berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mengembangkan program perbaikan perikanan rajungan di Indonesia secara berkelanjutan itu.
Associate Professor Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan di IPB University, Dr Hawis Madduppa di Kampus IPB Bogor, Jawa Barat, Senin menjelaskan bantuan program itu diberikan melalui Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI).
"Program pendanaan ini ini diharapkan mampu membantu perikanan rajungan di Pulau Madura, dan menjadikan upaya Indonesia memasuki penilaian 'MSC Full Assessment' pada September 2022," katanya.
Baca juga: Peneliti IPB: Komoditas rajungan potensial dikembangkan di Indonesia
Ia menjelaskan program yang sudah dijalankan selama bertahun-tahun oleh APRI sebagai pelaksana telah memasuki tahap "In-Transition to MSC Full Assessment", yang artinya sebuah langkah baru untuk membangun pengelolaan perikanan rajungan di Indonesia secara berkelanjutan.
"Program OSF dapat memberi kita kesempatan untuk terus memajukan kelestarian perikanan rajungan serta dapat bekerja sama dengan para ilmuwan untuk melakukan penelitian yang akan mendukung laut yang sehat," kata Hawis Madduppa, yang juga Direktur Eksekutif APRI.
Meski demikian, diakuinya bahwa dibutuhkan langkah yang tidak mudah untuk selangkah lagi menuju "MSC Full Assessment".
Ia menambahkan hingga saat ini perbaikan sebanyak 28 indikator juga mulai terlihat dengan tidak adanya skor di bawah <60.
"Dan langkah selanjutnya akan terus ditingkatkan," katanya.
Baca juga: Indonesia berhasil kembangkan rajungan secara budi daya
Menurut dia pencapaian lainnya terkait Program OSF ini adalah dukungan dari pihak Institut Pertanian Bogor (IPB) yang senantiasa mendukung pengelolaan perikanan rajungan berkelanjutan bersama APRI.
Ia menambahkan mahasiswi IPB University, Anggini Fuji Astuti juga mendapatkan penghargaan, yang resmi dicantumkan di laman resmi MSC dengan topik penelitian "Identifikasi hasil Tangkapan Sampingan (bycatch) Menggunakan DNA".
Dalam melakukan penelitian itu, mahasiswa IPB tersebut bekerja sama dengan APRI
"Penelitian DNA di Indonesia masih cukup terbatas karena minimnya alat dan sampel," kata Anggini.
Baca juga: Rajungan Sudah Raih Devisa 414,3 Juta Dolar
Karena itu, kata dia, dibutuhkan kerja sama dengan organisasi internasional seperti MSC yang dapat membantu menambah keahlian seputar data yang diperlukan untuk perikanan berkelanjutan, di mana OSF akan membantu memfasilitasi penelitian DNA.
Menurut Hawis Madduppa APRI akan terus berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mengembangkan program perbaikan perikanan rajungan di Indonesia secara berkelanjutan itu.