Kotabaru, Kalsel (ANTARA) - Muhammad Aliannur bergegas memanggul cangkul dan beberapa perkakas ketika mentari baru saja menyingsing menerangi langit Desa Talusi, Kecamatan Pamukan Selatan, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Dengan sepeda motor tua, Aliannur kemudian melaju melewati jalan mulus menuju hamparan sawah untuk berpeluh mengais nafkah dengan bertani.
"Alhamdulillah, sekarang jalan sudah bagus, saya dan petani lain semakin bersemangat karena permasalahan utama di desa ini sudah teratasi,” kata Allianur, tokoh masyarakat desa yang sudah puluhan tahun bertani.
Sebelumnya, Alianur bersama warga permukiman di sebelah tenggara Pulau Kalimantan berhadapan dengan Selat Makassar yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan pekebun itu memang harus berjuang menuju sawah dan ladang garapan mereka akibat akses jalan yang buruk.
Alianur berkisah, dulu, jalan yang harus dia lalui jauh dari kata layak. Untuk pergi ke sawah, petani hanya bisa berjalan kaki saat hujan. Lebar jalan sebenarnya cukup untuk kendaraan roda dua, tapi percuma karena lumpur tanah liat menyulitkan akses jalan dari permukiman ke sawah.
“Jalan berlubang, becek, tanah lengket di ban kendaraan, belum lagi motor sudah tua, saya sulit mengungkapkan dengan kata-kata," tutur Alianur.

Allianur dan warga desa patut memanjatkan syukur, berkat sentuhan tangan prajurit dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-123 Kodim 1004/Kotabaru, kini jalan utama itu menjadi kokoh dan mulus.
"Sebagai hadiah berharga menjelang Lebaran 2025," kata Alianur.
Jalan berlebar 6 meter sepanjang 1.250 meter itu tak lagi menjadi hambatan bagi petani, bahkan jalan ini menjadi akses ke jalan utama untuk menyambungkan Desa Talusi menuju ke luar daerah.
Meski puluhan kilometer jauh dari perkotaan, Desa Talusi menyimpan warisan berharga bagi penduduknya mulai dari pertanian, wisata pantai, teluk, hingga perikanan. Namun potensi ini sebelumnya nyaris tak terendus karena infrastruktur jalan yang rusak menyulitkan akses ke desa ini.
Kepala Desa Talusi Noor Ahmadi mengungkapkan , desa ini berpenduduk sekitar 860 jiwa (260 KK) yang hampir 100 persen menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
"Hampir 100 persen mereka mengandalkan gabah sebagai modal menyambung hidup. Di sela-sela bertani, beberapa warga merangkap pekerjaan sebagai buruh di lahan sawit milik pengusaha," kata Noor.
Mengacu data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kotabaru, sejatinya Desa Talusi mampu menghasilkan gabah 990 ton per tahun atau lebih, jika potensi luasan lahan yang mencapai 300 hektare itu dioptimalkan. Namun, kondisi geofrafis menyebabkan panen hanya sekitar 330 ton setiap tahun. Meski tak maksimal, petani desa ini mengambil peran penting bagi Kabupaten Kotabaru dengan menghasilkan gabah 26.495 ton per tahun.
Desa Talusi mengambil peran sebagai desa penghasil gabah terbesar di Kecamatan Pamukan Selatan, bahkan melebihi catatan gabungan desa pada beberapa kecamatan di kabupaten dengan total 202 desa ini.
Serangan hama tikus pada 2024 silam sempat menciutkan harapan para petani Desa Talusi yang nyaris merata gagal panen. Meski begitu, pemerintah tak tinggal diam, petani terus mendapatkan bantuan pertanian untuk mendorong produktivitas gabah di desa ini.
Membangkitkan potensi daerah
Pada 19 Februari—20 Maret 2025, lebih dari 100 personel gabungan Satgas TMMD ke-123 Kodim Kotabaru memulai pembangunan berkolaborasi dngan pemerintah daerah dan penduduk desa setempat.
Jalan yang merupakan masalah utama menjadi prioritas. Meski bekerja di tengah puasa, tak mengurangi semangat Satgas TMMD. Untuk memaksimalkan pekerjaan, mereka menghabiskan malam demi mempercepat pembangunan jalan. Di sela-sela pembangunan jalan, mereka juga memperbaiki infrastruktur sederhana lain seperti sumber air yang berperan penting dalam aktivitas warga sehari-hari.
Selain jalan, kemarau juga menjadi ancaman besar bagi warga desa karena kesulitan air bersih. Bahkan ketika musim hujan pun banyak warga yang tetap kesulitan mendapat air karena hanya mengandalkan sumur kecil dengan kondisi air yang keruh. Tentu saja ini menjadi kekhawatiran bagi kesehatan warga.
Sebagai tindak lanjut atas keresahan warga, Satgas TMMD membangun lima titik sumur bor. Jarak masing-masing sumur sekitar ratusan meter Dengan kedalaman sekitar 100 meter, sumur-sumur itu sudah menghasilkan air bersih melimpah. Di masing-masing sumur bor itu dibangun pompa dan tandon yang dilengkapi keran air, warga pun kini sudah bisa menikmati air bersih di halaman rumah
Berkat sentuhan tangan prajurit, masalah jalan dan air bersih yang berlarut sejak puluhan tahun, tak lagi menjadi biang ketakutan besar, khususnya bagi petani. Pembangunan infrastruktur penting ini menjadi harapan baru membuka akses ekonomi untuk menuju swasembada pangan karena Desa Talusi memiliki potensi besar sektor pangan dibandingkan dengan 202 desa lain yang ada di Kabupaten Kotabaru.
Komandan Satgas TMMD ke-123 Kodim 1004/Kotabaru Letkol Inf Bayu Oktavianto Sudibyo menuturkan, pembangunan infrastruktur ini sebagai harapan baru untuk melebarkan akses ekonomi penduduk desa.
Tiga pekan lebih berjalan, TMMD menampakkan hasil, jalan mulus, air bersih terwujud, lahan ketahanan pangan pun terbuka.
“TMMD bentuk sinergi TNI AD dan pemerintah daerah untuk membangun daerah khususnya bagi desa-desa yang membutuhkan perhatian lebih,” kata Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Kabupaten Kotabaru, Zainal Arifin.
Astacita
Upaya TNI AD melebarkan pemerataan pembangunan di daerah terisolasi ini pun sejalan dengan Program Astacita yang tengah digalakkan Presiden Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen.
Langkah ini pun diteruskan Kodim 1004 Kotabaru melalui TMMD guna mengentaskan kesenjangan ekonomi di daerah terisolasi seperti di Desa Talusi, yang sejatinya menyimpan potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Dua hari sebelum penutupan TMMD, Desa Talusi mendapat bantuan dana program Optimalisasi Lahan (OPLAH) dan Cetak Sawah yang dikucurkan oleh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pada 18 Maret 2025.
Keputusan TNI AD melaksanakan TMMD di Desa Talusi, Kotabaru, semakin memperkuat Provinsi Kalimantan Selatan sebagai gerbang logistik pangan bagi Ibu Kota Nusantara (IKN), apalagi di kabupaten ini sedang dibangun Jembatan Pulau Laut yang menghubungkan Pulau Kotabaru ke Pulau Kalimantan untuk mempermudah akses logistik menuju IKN.
Pemerintah Provinsi Kalsel telah menganggarkan Rp200 miliar dari sisi Batulicin dan Rp300 miliar dari sisi Kotabaru. Kemudian pada 2025 kembali mengalokasikan Rp300 miliar dari sisi Batulicin dan Rp450 miliar dari sisi Kotabaru.
“Anggaran yang ada mencapai Rp1,2 triliun, sedangkan anggaran yang diperlukan Rp5,9 triliun, masih dibutuhkan sekitar Rp4,7 triliun yang rencananya dibantu pemerintah pusat,” kata Gubernur Kalsel Muhidin.
TMMD yang dilaksanakan TNI AD juga membantu pemerintah daerah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah 3T, membangkitkan ketahanan pangan dan manunggal air bersih sebagai program unggulan KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak.
Mayjen TNI Muhammad Muhidin selaku Ketua Tim Wasev TMMD ke-123 dari Inspektorat Angkatan Darat (Irjenad), dalam kunjungannya meninjau TMMD di wilayah Kodim 1004/Kotabaru, memastikan seluruh program terealisasi 100 persen. Baik TNI, pemerintah daerah, Polri, dan masyarakat bergotong royong menyelesaikan pembangunan.
Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha mengatakan TMMD merupakan operasi bakti TNI hang dilaksanakan secara lintas sektoral untuk membantu pemerintah daerah dalam pemerataan pembangunan infrastruktur guna membuka daerah terisolir untuk kepentingan pertahanan di wilayah.
TMMD ke-123 melibatkan 50 Kodim se-Indonesia, mengangkat tema “Dengan Semangat TMMD Mewujudkan Pemerataan Pembangunan dan Ketahanan Nasional di Wilayah”.
TMMD pertama kali dilaksanakan pada 1980 dengan nama ABRI Masuk Desa (AMD), pada era reformasi berganti nama menjadi TMMD. Program ini menjadi medium TNI menjaga kedaulatan di wilayah teritorial.
TMMD ke-123 terlaksana dengan baik mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penutupan, hingga berhasil melaksanakan pembangunan sasaran fisik dan non-fisik yang tersebar di 50 kabupaten/kota se-Indonesia.
“TMMD wujud dari percepatan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat dan pertahanan darat di wilayah,” kata Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha menutup pelaksanaan TMMD ke-123 di wilayah Kodam Mulawarman.