Depok (ANTARA) - Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Aditya Perdana menilai ada tiga isu utama dalam debat capres 2024 yang digelar pada 12 Desember 2023.
"Saya prediksi ada tiga isu yang terjadi dalam debat," kata Aditya Perdana di Kampus UI Depok, Senin.Pertama, kata dia etika berdemokrasi yang menjadi rujukan dari kejadian pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang lalu. Isu ini tentu akan menjadi hal menarik dalam perdebatan dan tentu menjadi penting bagi edukasi politik bagi publik.
Kedua, jaminan pelaksanaan pemilu yang adil dan setara. Ini pun juga akan menarik manakala isu adanya intervensi dan cawe-cawe pemerintahan dalam pelaksanaan pemilu semakin mengemuka.
Baca juga: Pengamat UI: Debat bukan forum 'gimmick' dan pencitraan serta tidak perlu dihindari
Ini juga perlu dibahas untuk mengingatkan kepada publik luas bahwa pemilu kita masih memiliki kerawanan dan manipulasi yang dilakukan oleh pihak yang berwenang.
"Ketiga, isu penegakan hukum dan kaitannya dengan kebebasan sipil," katanya.
Isu ini tentu akan menarik dalam melihat lebih konkret bagaimana komitmen dan strategi kebijakan dalam lima tahun ke depan dari semua paslon untuk memastikan hukum bekerja tanpa pandang bulu dan kebebasan sipil tetap terjaga.
Secara umum debat akan terbagi dua kelompok, kelompok yang menekankan keberlanjutan ataupun perbaikan dari pemerintahan saat ini dan kelompok yang menginginkan perubahan dari kebijakan yang telah diterapkan.
Baca juga: Pakar: Debat capres wajib elaborasi program antikorupsi dalam debat
Kelompok pertama ada di paslon 2 dan 3 tentunya, sementara paslon 1 yang mengusung perubahan.
"Secara substantif, dugaan saya tidak ada pandangan yang ekstrem dari seluruh paslon dalam isu penguatan demokrasi," katanya.
Aditya mengatakan semua paslon akan bersepakat bahwa demokrasi adalah penting dan harus dijaga. Hanya saja tentu, ada pandangan yg kritis terhadap situasi politik demokrasi dan penegakan hukum saat ini untuk diangkat dalam publik.
Baca juga: Pengamat: Usulan debat berbahasa asing bukti rendahkan Bahasa Nasional
"Ini yang tentu akan seru untuk dibicarakan dan mungkin berdampak terhadap pengembangan isu-isu elektoral ke depan beberapa pekan ke depan," kata Aditya yang juga menjabat sebagai Direktur Algoritma Research and Consulting.