Jakarta (ANTARA) - Peneliti dan Pengajar Tetap dari UI, Dr. Devie Rahmawati, berkesempatan untuk berbagi pengetahuan dan wawasan tentang Indonesia di hadapan lebih dari 75 mahasiswa jurusan sejarah dari Melitopol State Pedagogical University.
Sharing session ini diselenggarakan di Museum Russia My History, sebuah lokasi yang sarat dengan nilai historis dan budaya, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan diskusi yang mengangkat tema pameran lukisan yang menggambarkan keindahan dan kedamaian kehidupan di Rusia.
Museum Russia My History dikenal sebagai salah satu museum modern yang menggambarkan perjalanan sejarah Rusia. Tidak hanya memaparkan angka-angka statistik fragmen sejarah dari masa ke masa, museum ini menghadirkan pengalaman imersif melalui teknologi visual digital yang canggih.
Pengunjung dapat menyaksikan bagaimana cara berpakaian di masa peperangan, taktik perang di darat, laut, dan udara, serta dinamika sosial yang terjadi pada masa tersebut. Dengan bantuan proyeksi 3D, hologram, dan interaktif display, sejarah peperangan dihadirkan secara hidup, seolah-olah pengunjung dibawa kembali ke masa lalu.
Devie Rahmawati menyoroti keunggulan pendekatan museum ini dalam mempresentasikan sejarah. “Museum ini tidak hanya menceritakan sejarah, tetapi juga membuatnya relevan dengan generasi saat ini. Dengan menggabungkan teknologi digital dan narasi yang mendalam, pengunjung dapat merasakan emosi dan konteks dari setiap peristiwa sejarah,” ujarnya.
Menariknya, museum ini juga memanfaatkan minat generasi muda terhadap game, terutama game perang yang menjadi salah satu genre paling populer di era digital. Menurut data dari Newzoo, sebuah perusahaan analitik game global, game perang seperti Call of Duty, Battlefield, dan World of Tanks konsisten menempati peringkat teratas dalam daftar game paling banyak dimainkan di dunia.
Pada tahun 2022, genre game perang menyumbang lebih dari 20% dari total pendapatan industri game global, yang mencapai lebih dari $200 miliar.
Sebagai perbandingan, genre game lainnya seperti sport, adventure, dan puzzle masing-masing menyumbang sekitar 15 perssn, 12 peesen, dan 10 persen.
Fenomena ini sejalan dengan riset yang dilakukan oleh Pearson Education dan Gartner, yang menunjukkan bahwa generasi sekarang (Generasi Z dan Milenial) cenderung lebih tertarik pada pembelajaran yang interaktif dan berbasis pengalaman (experience-based learning).
Sekitar 67 perasen siswa menyatakan bahwa mereka lebih mudah memahami konsep kompleks ketika disajikan dalam bentuk simulasi atau game. Selain itu, 74% guru setuju bahwa penggunaan teknologi dan gamifikasi dalam pembelajaran meningkatkan keterlibatan siswa dan hasil belajar.
Devie Rahmawati sendiri menggunakan teknik ini dalam presentasinya di Rusia. Ia memanfaatkan elemen “games” untuk menjelaskan sejarah dan budaya Indonesia.
“Saya menggunakan simulasi interaktif untuk memperkenalkan budaya indonesia,” jelas Devie.
Dalam kesempatan ini, Devie juga membahas kekayaan sejarah dan budaya Indonesia, termasuk keunggulan budaya seperti Batik. “Batik bukan sekadar kain, melainkan simbol identitas bangsa yang mencerminkan nilai-nilai filosofis, sejarah, dan kearifan lokal Indonesia,” ujar Devie.
Ia menjelaskan bagaimana Batik telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tahun 2009, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu ikon budaya Indonesia di kancah global.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pertukaran pengetahuan, tetapi juga memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Rusia.
Pameran lukisan yang menjadi latar belakang diskusi ini juga menjadi titik temu yang menarik. “Seni dan budaya adalah bahasa universal yang mampu menyatukan perbedaan dan membangun pemahaman antar bangsa,” ujar Devie.
Associate Professor Program Vokasi Humas ini menutup sesinya dengan mengajak para mahasiswa untuk mengunjungi Indonesia dan merasakan langsung kehangatan serta keragaman budaya yang ditawarkan oleh negeri ini.
Berbagi Wawasan Budaya Indonesia di Melitopol State Pedagogical University, Rusia
Kamis, 20 Maret 2025 20:24 WIB

Peneliti dan Pengajar Tetap dari UI, Dr. Devie Rahmawati (tengah) , berbagi pengetahuan dan wawasan tentang Indonesia di hadapan lebih dari 75 mahasiswa jurusan sejarah dari Melitopol State Pedagogical University. (ANTARA/ foto: dok pribadi)