Jakarta (ANTARA) - Seperti umumnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bank-bank yang tergabung di dalam Himbara (Bank-Bank Milik Negara) selain menjalankan fungsi korporasi (komersial) juga berkewajiban melaksanakan tugas negara, di antaranya menghadirkan layanan perbankan di pelosok daerah.
Layanan terakhir ini tidak dimiliki bank-bank swasta yang dalam beroperasi hanya berorientasi profit serta menghindari sektor-sektor yang berisiko tinggi. Berbeda dengan Himbara (Mandiri, BNI, BRI, dan BTN) yang harus hadir di seluruh wilayah Indonesia termasuk berkontribusi terhadap ekonomi nasional seperti diterapkan saat krisis akibat pandemi.
Dengan kondisi demikian tentunya manajemen Himbara harus dibuat sedemikian rupa agar tetap mampu menyediakan layanan perbankan termasuk kredit yang terjangkau bagi semua lapisan, dan di sisi lain juga harus mampu meraih kinerja positif.
Seluruh anggota Himbara merupakan perusahaan publik yang artinya selain bertanggung jawab kepada negara juga kepada pemegang saham dan pemilik dana yang menitipkan di bank tersebut. Bank-bank negara ini berdasarkan laporan keuangan terkini memiliki kinerja yang baik pada tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tahun 2024 seluruh bank negara berhasil membukukan laba usaha yang signifikan yakni BRI sebesar Rp60,64 triliun, Bank Mandiri Rp55,78 triliun, BNI Rp21,5 triliun, dan BTN Rp3 triliun.
Laba dengan ukuran triliun rupiah ini tentu memberikan kontribusi positif bagi ekonomi dalam bentuk pajak dan dividen. Bagi pemegang saham kehadiran bank-bank negara ini sangat berarti karena nilai dividen yang dibagikan saban tahun tidak kaleng-kaleng angkanya.
Peran penting
Pengamat BUMN yang juga Konsultan Senior Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Toto Pranoto menyebut di tengah ketidakpastian kondisi makro ekonomi yang disebabkan adanya perlambatan ekonomi dunia, peran bank-bank negara sangat penting sebagai motor penggerak.
Menurut Toto agar memberikan kontribusi yang signifikan kepada masyarakat Indonesia maka bank-bank negara juga dituntut dapat bekerja dengan lebih efisien. Hal ini dapat menggunakan rasio Net Interest Margin (NIM) untuk mengukur seberapa efektif perbankan dalam mengelola aset produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Lewat pola kerja yang efisien maka bank-bank milik negara memiliki kemampuan untuk membiayai berbagai sektor dengan bunga kredit yang jauh lebih rendah. Dengan cara ini sektor riil atau sektor yang bergerak di bidang produksi dan distribusi barang dan jasa yang bersentuhan langsung dengan kegiatan ekonomi masyarakat, seperti manufaktur, pertanian, dan jasa dapat kembali bangkit.
Apalagi dengan kemajuan teknologi digital sekarang ini maka layanan perbankan kian dipermudah untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Artinya, bank-bank negara ini ke depan akan bekerja dengan lebih efisien untuk memberikan layanan perbankan di seluruh wilayah Indonesia termasuk dalam penyaluran kredit.
Hal ini dapat dilihat dari fungsi intermediasi bank-bank negara sepanjang 2024 yang dinilai sudah sangat baik dalam menjembatani pemilik dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Himbara mencatatkan pertumbuhan kredit yang positif di berbagai segmen, di antaranya penyaluran kredit BRI tumbuh 6,97 persen year on year (yoy) menjadi sebesar Rp1.354,64 triliun yang sebagian besar yakni 81,97 persen disalurkan kepada segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Bank Mandiri mencatatkan total penyaluran kredit konsolidasi sebesar Rp1.670,55 triliun atau meningkat 19,5 persen yoy. Berbeda dengan BRI, kredit yang disalurkan Mandiri menyasar segmen wholesale yang merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti sektor energi, infrastruktur dan pangan. Kemudian, BNI membukukan pertumbuhan kredit 11,6 persen yoy menjadi Rp775,87 triliun dan BTN mencatatkan pertumbuhan kredit 7,3 persen yoy, dari Rp333,69 triliun menjadi Rp357,97 triliun, dengan mayoritas kredit ke sektor perumahan baik subsidi maupun non-subsidi.
Tidak hanya dari sisi fungsi intermediasi, kinerja positif Himbara juga dapat dilihat dari penghimpunan dana
pihak ketiga (DPK), di mana DPK BRI mencapai Rp1.365,45 triliun dengan komposisi Current Account Savings Account (CASA) sebesar 67,30 persen atau Rp918,98 triliun. Bank Mandiri mencatatkan simpanan sebesar Rp1.699 triliun dengan CASA mendominasi 80,3 persen dari total DPK.
Pertumbuhan DPK juga berhasil diraih BNI yang tumbuh sebesar 11 persen yoy (year on year), dari Rp232 triliun pada 2023 menjadi Rp258 triliun pada 2024. Demikian juga dengan BTN yang membukukan pertumbuhan DPK 9,1 persen yoy, dari Rp349,93 triliun menjadi Rp381,67 triliun dengan rasio CASA sebesar 54,1 persen.
Monitor
Fungsi intermediasi yang membaik ini bisa menjadi tolok ukur keberhasilan bank-bank negara dalam menggerakkan ekonomi. Meski demikian monitoring sebaiknya tidak hanya tahun lalu saja tetapi juga dalam kurun waktu tiga bulan terakhir ini.
Dengan cara demikian dapat diketahui apakah kondisi ekonomi saat ini sedang dalam tren meningkat atau
sebaliknya dapat dianalisa dari tren kredit bank ke konsumen dalam waktu yang sama apakah naik, turun, atau stagnan.
Menurut Toto strategi bank dalam ekonomi yang semakin sulit tentu akan lebih konservatif. Bank Himbara tentu juga akan mengurangi risiko atas potensi kucuran kredit pada sektor yang berisiko tinggi.
Pekerjaan rumah bagi pengelola bank Himbara juga semakin besar karena ada tuntutan agar membuat operasi bank menjadi lebih efisien ke depan. Net Interest Margin (NIM) bisa menjadi indikator kemampuan manajemen perbankan dalam mengelola aktiva produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Rata-rata bank Himbara memiliki NIM di kisaran lima persen sedangkan perbankan di Singapura mampu di bawah dua persen. Artinya, tingkat bunga kredit Himbara masih dapat ditekan agar kredit yang disalurkan bisa menjadi lebih terjangkau lagi.
Tantangan yang lebih besar dan kebutuhan untuk tetap menjaga kinerja yang prima tersebut, membuat manajemen Himbara sepatutnya layak mendapat remunerasi yang pantas untuk memacu kinerja bank yang dipimpinnya menjadi lebih baik lagi ke depan.