Bogor (Antaranews Megapolitan) - Pemuda selalu identik dengan gelora semangatnya yang membara. Pemuda berada di usia produktif yang mana segala kreativitas dan inovasi dihasilkan dalam mendorong perbaikan kondisi sekitar. Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL), Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan (PSP3) serta Pusat Studi Bencana (PSB) di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar diskusi Semangat Pemuda dengan tema “Pemuda di Era Agro-Maritim 4.0”. Bertempat di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor (27/10).
Diskusi ini dihadiri oleh sekira 50 pemuda dari berbagai kalangan tak hanya mahasiswa sarjana dan pascasarjana IPB, namun juga dari beberapa pemuda Organisasi Masyarakat (Ormas) Kota Bogor.
Dalam sambutannya, Rektor IPB, Dr. Arif Satria mengatakan bahwa pemuda harus selalu berpikir tentang masa depan, kalau pemuda berpikir masa lalu berarti ia pemuda yang berjiwa tua. Berpikir masa depan berarti pemuda tersebut merupakan orang yang visioner karena berani melakukan perubahan baru. Muda atau tua adalah soal visi bukan fisik dan biologis. Pemuda adalah para pemilik masa depan.
“Oleh karena itu, masa depan harus kita rancang. Pemuda yang berpikir tentang masa depan adalah modal bangsa. Oleh karena itu, IPB sedang mempersiapkan technopreneur yang mana kelak para pemuda menjadi para penggerak dan pelaku penting dalam bidang usaha. Pencetak takdir bangsa ini adalah para pengusaha. IPB akan membentuk para pengusaha muda by design,” tutupnya.
Sementara itu, mewakili PKSPL, PSP3 dan PSB, Kepala PKSPL IPB, Dr. Ario Damar dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran pemuda dalam pembangunan.
“Sebagian besar civitas akademika IPB adalah pemuda. Jumlah pemuda dalam piramida demografi cukup besar, sekarang tinggal bagaimana kita mengarahkan energi yang dimiliki oleh para pemuda ini. IPB harus mampu menghasilkan lulusan yang mendorong pemuda di luar sana yang mungkin belum beruntung untuk kuliah di IPB tapi tetap dapat bermanfaat di sekitarnya,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala LPPM IPB, Dr. Aji Hermawan. Menurutnya pemuda menjadi tokoh penting, karena perubahan-perubahan besar sulit untuk diserahkan kepada orang-orang yang telah berumur. Karena pada usia tua, seseorang cenderung mapan dan tidak banyak melakukan perubahan.
“Agromaritim adalah masa depan yang ingin kita capai. Pemuda punya semangat luar biasa untuk menyatukan berbagai sumberdaya yang ada di sekitarnya. Bangsa kita butuh pemuda yang melakukan perubahan mendasar, transforming life. Tahun 2019 nanti, kita akan merancang suatu ekosistem yang mana mahasiswa IPB akan semakin terdorong untuk menciptakan inovasi,” sebutnya.
Diskusi berlangsung menarik dengan narasumber ahli di bidang pengembangan agro-maritim antara lain Kepala PSP3 IPB, Dr. Sofyan Sjaf, Kepala PSB IPB, Dr. Yonvitner, dan Peneliti PKSPL IPB, Amril Rangkuti, MM. Proses tukar pikiran ini membahas lebih dalam seputar isu agro-maritim dan bagaimana kiprah serta peran pemuda sebagai motor penggerak utama perubahan di bidang ini.
Dimulai dengan isu terkait kelautan, Amril menyatakan bahwa bangsa Indonesia takkan sejahtera jika tidak “kembali” ke negeri bahari. Potensi perikanan dan pelayaran yang sangat besar salah satunya dibuktikan dengan pelabuhan Indonesia yang menjadi “jembatan” strategis penghubung perdagangan antar negara di dunia yaitu di Selat Malaka.
“Selain itu, hampir seluruh pariwisata bahari adalah daerah pesisir dan laut. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan bagi bangsa jika kita bisa memanfaatkan potensi dengan baik,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemuda berperan penting dalam proses transfer ilmu kepada para nelayan. Saat ini berbagai sistem dan teknologi kelautan telah dibekalkan kepada para nelayan, namun sayangnya akses nelayan terhadap pendidikan masih cukup rendah. Oleh karena itu, pemuda harus mampu memberikan pendampingan kepada para nelayan agar proses penangkapan ikan dapat lebih efektif dan efisien. Devisa bangsa dari bidang perikanan akan sangat besar jika seluruh rangkaian proses perikanan dapat dikelola dan bebas dari tengkulak.
“Semoga dalam waktu dekat, jual beli ikan dapat melalui online. Jangan ragu untuk bergabung bersama perikanan karena sangat menjanjikan,” tutupnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala PSP3 IPB, Dr. Sofyan Sjaf. Menurutnya, potensi di sektor pertanian dan maritim sangat luar biasa. Namun, kondisi ini tidak diimbangi dengan kualitas sumberdaya manusia di desa.
“Sumberdaya manusia di desa sangat lemah. Orang-orang desa bisa sekolah sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) saja sudah syukur. Lalu kami melihat generasi milenial di kota juga menghadapi ketidakjelasan dan ketidakpastian. Pemuda Indonesia harus merebut desa dan menjadi aktivis dengan mengembangkan desa. Kita harus menciptakan pemuda-pemuda yang setelah belajar, kembali ke desa, dan menciptakan inovasi bagi desanya,” katanya.
Bangsa Indonesia yang berduka beberapa waktu terakhir karena bencana gempa Lombok dan tsunami Palu tentu tak terlepas dari unit-unit penanganan bencana, salah satunya Pusat Studi Bencana (PSB) IPB. Dr. Yonvitner selaku Kepala PSB IPB menyatakan pemuda Indonesia juga memegang peranan penting dalam keberlangsungan penanganan bencana di masa depan.
“Indonesia berada di pusat bencana. Kita harus mendorong anak-anak kecil untuk paham tentang bencana. Kita dorong pemuda sebarkan tulisan bermanfaat yang mengarah ke laboratorium bencana agar dunia luar tahu bahwa Indonesia juga mampu menyelesaikan bencana. Tim PSB IPB juga memiliki Saung Iklim, sebuah platform sistem yang mempertemukan petani dengan informasi terkait iklim. PSB IPB juga sedang menginisasi Tas Mantab yaitu Tim Aksi Sigap Mahasiswa Tanggap Bencana. Harapannya, pemuda dapat menjadi pelopor perubahan dari segala aspek kehidupan, khususnya dimulai dari lingkungan sekitarnya terlebih dahulu,” tutupnya. (FI/Zul)
IPB akan bentuk pengusaha muda By Design
Kamis, 1 November 2018 9:50 WIB
Jumlah pemuda dalam piramida demografi cukup besar, sekarang tinggal bagaimana kita mengarahkan energi yang dimiliki oleh para pemuda ini.