Kabupaten Bogor (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ajat Rochmat Jatnika menyebut Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi momentum untuk membudayakan kebiasaan baru bagi para siswa membawa minuman sendiri dari rumah ke sekolah.
"Kami ingin membudayakan kebiasaan membawa tumbler dari rumah. Ini selain lebih sehat, juga merupakan salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan plastik," kata Ajat usai meninjau pelaksanaan perdana MBG di SDN Pajeleran 1 Cibinong, Senin.
Program MBG mendorong setiap siswa membawa air minum secara mandiri, karena Badan Gizi Nasional melalui dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) hanya menyediakan makanan dengan menu lengkap.
Menu makanan yang disajikan di SDN Pajeleran 1 Cibinong pada pelaksanaan perdana MBG terdiri atas nasi putih, ayam kecap bawang bombay, sayur tumis taoge tahu kucai, dan dua buah pisang.
Baca juga: BP Taskin sebut Makan Bergizi Gratis tidak hanya tentang makanan
Baca juga: Istana sebut makan bergizi gratis di 190 titik jadi sejarah baru Indonesia
Menurut Ajat, menu makanan bergizi di SDN Pajeleran 1 Cibinong yang diberikan kepada siswa memiliki kualitas dan komposisi yang baik untuk dikonsumsi.
“Menu makanan bergizi yang disajikan di SDN Pajeleran 01 Cibinong sangat baik dan layak dikonsumsi oleh anak-anak. Ini menunjukkan keseriusan kita dalam memberikan nutrisi terbaik bagi generasi muda,” ujarnya.
Ia menekankan aspek kebersihan dan gizi menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan program ini.
“Kami akan terus berupaya untuk memperluas cakupan program ini agar semakin banyak siswa yang dapat merasakan manfaatnya,” ucap Ajat.
Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Nina Nurmasari menerangkan baru sebanyak 39 sekolah di daerahnya yang melaksanakan MBG secara serentak pada 6 Januari 2025.
Baca juga: Istana: Presiden tinjau program MBG secara mendadak agar lebih alami tanpa persiapan khusus
Terdapat tiga dapur atau SPPG di Kabupaten Bogor untuk melayani sebanyak 8.667 siswa dari 39 sekolah.
Jika dirinci, dapur di Kelurahan Sukahati melayani 2.916 siswa dari delapan sekolah, kemudian dapur di Desa Bojongkoneng melayani 2.780 siswa dari 16 sekolah, serta dapur di Desa Pancawati melayani 2.971 siswa dari 15 sekolah.
Nina menyebutkan, secara keseluruhan terdapat sekitar 500 ribu siswa di Kabupaten Bogor. Mereka akan menerima program MBG secara bertahap menunggu kesiapan segala infrastruktur pendukung.
"Kami mendampingi sekolah memonitor pelaksanaannya. Tapi kalau pelaksanaan dan lain-lainnya langsung dari Badan Gizi Nasional," jelas Nina.