"Fasilitas ini diharapkan dapat mendukung proses belajar dan riset mahasiswa serta dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, juga mahasiswa lain di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta," kata Rektor UIN Jakarta Prof Asep Saepudin Jahar melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
Asep mengungkapkan pembangunan Gedung Laboratorium ini diproyeksikan menelan biaya investasi sebesar Rp57 miliar.
Ia menyebutkan pembangunan Gedung Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan ini mendapat dukungan investasi pembangunan gedung dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp48,5 juta serta penyertaan Modal BLU UIN Jakarta sebesar Rp8,5 miliar.
Baca juga: UIN Jakarta kukuhkan tujuh Guru Besar pada rumpun Ilmu Syariah
Baca juga: UIN Jakarta buka 6 skema SPMB mandiri non-reguler tahun akademik 2024/2025
Baca juga: UIN Jakarta kukuhkan tujuh Guru Besar pada rumpun Ilmu Syariah
Baca juga: UIN Jakarta buka 6 skema SPMB mandiri non-reguler tahun akademik 2024/2025
Gedung ini, kata Asep, dibangun untuk memperkuat nilai akreditasi internasional UIN Jakarta, yang memerlukan laboratorium riset dalam salah satu syaratnya.
"Evaluasi lembaga akreditasi ASIIN saat melakukan visitasi akreditasi empat prodi Fakultas Sains dan Teknologi beberapa waktu lalu ,menjelaskan kekurangan UIN Jakarta, salah satunya laboratorium riset," ujarnya.
Asep menargetkan pembangunan gedung lima lantai ini dapat diselesaikan pada akhir tahun ini, agar bisa segera digunakan sivitas akademika dalam proses belajar dan risetnya.
"Terima kasih kepada Kemenag RI atas dukungannya bagi UIN Jakarta, sehingga kampus ini dapat melanjutkan pembangunan gedung maupun sarana prasarana lainnya," ucapnya.
Baca juga: UIN Jakarta kukuhkan 16 guru besar perempuan
Terkait hal tersebut, Kordinator Perencanaan dari Biro Perencanaan Kementerian Agama RI, Ida Noor Qosim mengungkapkan pembangunan Gedung Laboratorium Fakultas Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan bagian dari dukungan Kementerian Agama RI dalam mendorong PTKI melalui penguatan sarana prasarana.
Salah satunya, kata Ida, melalui pemanfaatan dana SBSN sebagai sumber pembiayaan utama.
"Ini tentunya bisa menambah ketersediaan sarana prasarana dalam mensejajarkan diri dengan perguruan tinggi nasional. Tren perkembangan UIN Jakarta cukup tinggi. Minat tinggi tentu harus didukung," ujarnya.