Depok (ANTARA) - Tim pengabdian masyarakat dari Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia memberi pelatihan mengolah limbah cangkang kerang menjadi sabun alami yang ramah lingkungan bagi warga Pulau Harapan di Kepulauan Seribu.
"Kelak sabun ini bisa menjadi ikon Pulau Harapan dan menginspirasi daerah lain untuk memanfaatkan limbah secara bijak,” kata Dosen Biologi FMIPA UI yang juga Wakil Manajer SustainaBlue UI, Dr. Retno Lestari di Depok, Selasa.
Ia mengatakan limbah cangkang kerang yang selama ini kerap dianggap tidak bernilai kini mulai dimanfaatkan sebagai produk fungsional dan ramah lingkungan.
Baca juga: UI tawarkan Startup LATIH pengalaman belajar edukatif dan kreatif bagi anak-anak
Baca juga: UI latih budi daya alpukat mentega kepada petani di Bogor
Program bertajuk “Shell of Hope” itu merupakan hasil kolaborasi antara FMIPA UI dengan SustainaBlue UI dan Abang None Kepulauan Seribu, serta didukung oleh Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial (DPIS) UI, Yayasan Pandu Cendekia, dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu.
Menurut data tim pelaksana, sekitar 7 kilogram limbah cangkang kerang dihasilkan setiap bulan oleh masyarakat setempat. Dalam satu sesi pelatihan, sebanyak 3 kilogram limbah berhasil diolah menjadi sabun siap pakai.
Sabun hasil olahan itu diberi nama OceanGlow, mengandung mineral alami dari cangkang kerang dan aman digunakan sebagai sabun cuci tangan maupun sabun cuci piring.
Selain ramah lingkungan, OceanGlow juga dapat menjadi produk unggulan lokal yang dapat dikembangkan sebagai oleh-oleh khas wisata Pulau Harapan.
Baca juga: Vokasi UI latih pendidikan karakter dan public speaking bagi Santri Bogor
Ia menjelaskan pelatihan terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama menghadirkan Dr. Yasman yang menjelaskan potensi cangkang kerang sebagai sumber kalsium. Sesi kedua berupa praktik pembuatan sabun yang dipandu oleh Dr. Windri Handayani selaku ketua kegiatan.
Sebanyak 42 peserta yang terdiri atas ibu-ibu dan pemuda Karang Taruna Pulau Harapan belajar mengolah campuran bubuk cangkang kerang, minyak jelantah, soda api (NaOH), serta bahan pewarna dan pewangi alami menjadi sabun.
“Kegiatan ini sangat menggugah antusiasme warga. Ini menunjukkan pentingnya pelatihan yang relevan dengan kondisi masyarakat pesisir,” kata Dr. Windri.
