Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memproyeksikan jumlah pendatang baru usai Hari Raya Lebaran tahun ini akan menurun atau tidak sebanyak apabila dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
"Memang setelah Lebaran selalu muncul arus urbanisasi. Banyak warga pendatang ke kita, tapi tidak sebanyak dahulu," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Jumat.
Dia mengatakan Kabupaten Bekasi memang menjadi daya tarik bagi pendatang untuk bekerja maupun berwirausaha bahkan wirausaha dinilai potensial mengingat jumlah penduduk yang cukup padat mencapai 3,1 juta jiwa.
Sementara peluang untuk mendapatkan pekerjaan cukup besar mengingat sedikitnya ada 7.000 pabrik berskala nasional maupun internasional beroperasi di sejumlah kawasan industri daerah itu. Selain itu, besaran Upah Minimum Kabupaten (UMK) Bekasi mencapai Rp5,2 juta turut menjadi daya tarik tersendiri.
Baca juga: Wow, 100.000 pendatang baru diprediksi "serbu" Bekasi usai lebaran
"Tapi jumlah pendatang baru yang diperkirakan tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya itu bisa jadi karena ada perubahan tren urbanisasi," katanya.
Ia menjelaskan berdasarkan hasil kajian pemerintah bersama Badan Pusat Statistik (BPS), gelombang urbanisasi terjadi dalam beberapa tahap yakni setelah Lebaran, proses perekrutan karyawan, serta kelulusan pelajar.
"Justru sekarang banyaknya pas ada perekrutan (karyawan) perusahaan dan habis masa kelulusan. Banyak yang lulus kemudian mencari pekerjaan di Kabupaten Bekasi," katanya.
Dani mengaku faktor digitalisasi teknologi turut mempengaruhi arus urbanisasi, terutama saat digunakan calon perantau untuk mendeteksi lowongan ataupun kesempatan kerja di wilayah yang dituju.
Baca juga: Dinas: Pendatang Baru Bekasi Diprediksi 11.000 Jiwa
Pemerintah Kabupaten Bekasi tidak kuasa menahan laju urbanisasi namun tetap melakukan upaya penertiban administrasi kepada para perantau. Mereka yang hendak mencari pekerjaan diimbau agar memiliki keahlian khusus.
"Harus dipastikan yang merantau datang karena sudah ada pekerjaan dan punya keterampilan khusus agar tidak menambah angka pengangguran di Kabupaten Bekasi," ucap dia.
Sementara itu, warga perantau asal Pemalang Yuniarti (24) mengaku baru dua bulan tinggal di Kabupaten Bekasi atau sejak Bulan Februari 2024 dan bekerja di salah satu perusahaan yang juga menjadi tempat kerja kerabatnya.
"Baru sebulan mengontrak, kalau kerjanya sudah dua bulanan. Sebelumnya tinggal di rumah saudara. Bersyukur dapat kerja di sini biar jauh juga," katanya.
Yuniarti masuk kerja saat perekrutan perusahaan berlangsung. Ia pernah mencoba melamar kerja di Kabupaten Karawang namun belum berhasil. Baginya, menjadi buruh pabrik di Kabupaten Bekasi dan Karawang sangat menjanjikan.
"Di Kampung ada beberapa tetangga dan saudara juga yang bekerja di Bekasi, Karawang, Banten. Rata-rata di pabrik. Biar capai tapi gaji lumayan," ucapnya.
Yaniarti bekerja di sebuah perusahaan otomotif dengan kontrak kerja selama enam bulan. Ia berharap kontrak kerjanya dapat diperpanjang hingga menjadi karyawan tetap.
"Harapannya jadi karyawan tetap. Tidak apa tinggal di sini yang penting ada pekerjaan. Syukur-syukur bisa beli rumah di sini seperti saudara saya," kata dia.*