Bogor, 25/5 (Antara) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bogor dan Jawa Barat untuk membantu pemulihan trauma korban upaya pemerkosaan.
"Pemulihan trauma korban tidak boleh dilupakan di tengah hingar berita keberanian tiga pelajar SMP tersebut yang mendapat apresiasi dari masyarakat," kata Sekretaris KPAI Maria Advianti dalam siaran pers yang diterima Antara, Sabtu.
Dia juga mengatakan KPAI terus memantau proses penanganan kasus upaya pemerkosaan yang terjadi di daerah Tapos, Ciawi, Bogor, Jawa Barat pada Senin (20/5) lalu dan berhasil digagalkan oleh tiga siswa SMP di kota itu.
Lebih lanjut, Maria mengingatkan kepolisian agar penanganan hukum kasus ini tetap menghormati prinsip-prinsip perlindungan anak.
"Ini harus dilakukan mengingat usia pelaku juga masih anak-anak," ujarnya pula.
KPAI, lanjut Maria, juga mengapresiasi berbagai lembaga yang telah memberi penghargaan kepada ketiga siswa SMP yang telah menggagalkan aksi pemerkosaan itu.
Dinas Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama serta Gubernur Jawa Barat juga telah mendatangi sekolah untuk memberi penghargaan kepada siswa beserta sekolahnya dalam bentuk perbaikan fasilitas mengajar.
KPAI berharap aksi itu dilanjuti langkah kongkrit Pemerintah Daerah Jawa Barat untuk membuat sistem yang menjamin perlindungan anak.
Sebelumnya, tiga pelajar SMP Negeri 3 Ciawi yaitu Azis (15), Ilham (13) dan Abdurrahman (13) berhasil menggagalkan upaya pemerkosaan terhadap SN (15) di Taman Agrowisata Tapos, Cileungsi, Ciawi, Bogor, Jawa Barat.
Ketiganya mengaku tak sengaja melintas di daerah tersebut. Mereka dengan sigap langsung menangkap pria yang berusaha memperkosa SN dan langsung menyerahkannya kepada kepolisian setempat.
Ade Irma Junida