Bekasi (ANTARA News Megapolitan) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jawa Barat, mengungkapkan belum optimalnya operasional fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di wilayah setempat mempengaruhi kegagalan dalam meraih Piala Adipura 2019.
"Teknologi PLTSa di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu, Kecamatan Bantargebang, sampai saat ini belum bekerja optimal," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Jumhana Luthfi di Bekasi, Sabtu.
Menurut dia, PLTSa Sumurbatu hingga sekarang baru menghasilkan 1,5 megawatt listrik dari yang ditargetkan pada 2018 mencapai 34,6 megawatt.
PLTSa itu bekerja dengan memanfaatkan teknologi pembakaran sampah `Circulating Heat Cumbastion Boiler` (CHCB) dengan melibatkan pihak ketiga, yakni PT NW Abadi sejak 2016.
Jumhana mengatakan, pihak pengelola hingga sekarang masih melakukan penjajakan uji coba dengan volume sampah yang tersedia mencapai 900 ton per hari.
Implementasi PLTSa berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 menjadi salah satu komponen penilaian Adipura pada 2019.
"Tujuan utamanya adalah agar volume sampah yang ada di dalam TPA Sumurbatu cepat berkurang. Namun faktanya sekarang justru overload," katanya.
Kerja sama yang dijalin Pemkot Bekasi dengan PT NW Abadi selama 20 tahun tidak diatur tentang pembayaran `tipping fee` kepada pihak ketiga, melainkan mendapatkan kompensasi setelah pihak ketiga mengalami target yang dicapai.
Dikatakan Luthfi, pengumuman Adipura 2019 diagendakan berlangsung pada Senin (14/1) secara serentak oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
"Namun saya pribadi sudah memperoleh informasi awal bahwa Kota Bekasi gagal pada tahun ini dapat Adipura. Informasi itu saya terima pada Jumat (11/1)," katanya.
PLTSa pengaruhi kegagalan Bekasi raih Adipura
Sabtu, 12 Januari 2019 20:46 WIB
Teknologi PLTSa di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu, Kecamatan Bantargebang, sampai saat ini belum bekerja optimal.