Jakarta (ANTARA) - HerLens menyelenggarakan BrightHer Talkshow yang menghadirkan pakar kesehatan, mitra pemerintah, dan lembaga internasional untuk membahas bagaimana teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI), dapat mempercepat eliminasi kanker serviks di Indonesia.
HerLens menampilkan perjalanan HerLens selama setahun, mulai dari pengembangan teknologi, pelatihan tenaga kesehatan, roadshow skrining, hingga kolaborasi regional diJakarta dan Bengkulu.
Kanker serviks masih menjadi penyebab kematian kedua bagi perempuan Indonesia.Tingkat skrining nasional baru mencapai ±7 persen pada 2023, jauh dari target WHO yaitu 70 persen cakupan pada 2030.
Di lapangan, pemeriksaan IVA masih banyak bergantung pada pengamatan visual secara manual, yang cenderung subjektif dan tidak konsisten.
Melalui teknologi AI, HerLens berupaya meningkatkan akurasi interpretasi IVA, membantu tenaga kesehatan mengambil keputusan yang lebih cepat, tepat, dan merata, baik difasilitas urban maupun daerah dengan akses terbatas.
Sepanjang tahun 2025, HerLens bersama mitra seperti Female Cancer Program FKUI –RSCM, Puskesmas, Poltekkes, dan jaringan komunitas berhasil mencapai tonggak penting, 1. 350+ Perempuan Mendapatkan Skrining IVA–DoVIA Berbasis AI Secara Gratis di 3 Daerah Berbeda, Jabodetabek, Bojonegoro dan Bengkulu.
HerLens berhasil mendapatkan pre-seed investment dari 22 Health Venture, sebuah venture fund yang berfokus pada inovasi teknologi kesehatan di Asia Pasifik.
Investasi ini difasilitasi melalui keterlibatan HerLens dalam NUS School of Medicine Digital Health Accelerator, salah satu akselerator digital health paling kompetitif di kawasan.
Dukungan ini menegaskan bahwa Solusi HerLens relevan secara global dalam meningkatkan deteksi dini di negara berkembang Teknologi AI HerLens memiliki potensi untuk di-scale dan diintegrasikan ke sistem kesehatan nasional.
Ekosistem internasional percaya pada kemampuan HerLens mempercepat eliminasi kanker serviks di Indonesia.
Pengembangan Modul Edukasi danbMateri Pelatihan
Bekerjasama dengan “doses.id”, Program BrightHer menghasilkan dua modul edukasi Modul Edukasi Publik (kanker serviks & pencegahannya) dan Modul Pelatihan Tenaga Kesehatan (VIA–DoVIA & penggunaan HerLens AI).
Modul ini telah digunakan selama acara di Jakarta, Bojonegoro, dan Bengkulu, serta telah tersedia untuk dibaca di Perpustakaan DKI Jakarta, Perpustakaan Tahun ini, HerLens menerima dukungan hibah dari dua program bergengsi YSEALI Seeds for the Future – U.S. Department of State HerLens terpilih sebagai salah satu penerima hibah kompetitif regional untuk menjalankan program BrightHer, yang berfokus pada perluasan akses skrining kanker serviks melalui teknologi, pelatihan tenaga kesehatan, dan edukasi komunitas di daerah Jabodetabek dan Bojonegoro.
Dukungan ini memperkuat kerja sama HerLens dengan lembaga internasional serta membuka ruang kolaborasi lintas negara.
HerLens juga meraih hibah nasional melalui program Pikiran Terbaik Negeri, yang mendukung inovasi sosial berdampak.
Hibah ini memungkinkan BrightHer memperluas aktivitas edukasi, pelatihan, dan skrining, serta memperkuat kolaborasi dengan jaringan Puskesmas dan komunitas lokal di kotaBengkulu.
Kedua hibah ini menunjukkan pengakuan terhadap relevansi sosial, potensi skalabilitas, dan dampak nyata HerLens bagi kesehatan perempuan Indonesia.
“Tahun ini membuktikan bahwa teknologi yang inklusif dapat menjembatani kesenjangan layanan antara daerah kota dan rural. Data dari Bojonegoro dan Bengkulu menunjukkan bahwa perempuan dan tenaga kesehatan merasa lebih percaya diri untuk melakukan skrining ketika layanan lebih mudah dan lebih akurat,” kata Nidya Anifa, Co-Founder dari HerLens.
“Penyebab kanker itu hampir semuanya tidak diketahui, kecuali kanker serviks yang 90 persen disebabkan oleh virus HPV. Oleh karena itu, jangan ragu-ragu, yuk kita ajak perempuan di sekeliling kita, teman kita, sahabat kita, ibu kita, tante kita, untuk mau melakukan skrining dengan co-testing HPV DNA dan IVA.” kata Dokter Siti Nadia Tarmizi, Direktur Penyakit Tidak Menular dari Kemenkes RI
"Komersialisasi inovasi kesehatan penting agar solusi yang kita bangun dapat berkelanjutan.
Banyak inovasi sosial yang tumbuh menjadi bisnis, dan justru melalui modeltersebut dampaknya bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas," kata Syahda Maulida P., Associate dari ANGIN Advisory
"Jangan lupa, perempuan adalah setengah dari jiwa kita. Ketika seorang ibu atau istri sakit, suami dan anak-anaknya ikut merasakan sakit yang sama.
Hari ini mereka tampak sehat, namun besok bisa tiba-tiba harus dirawat. Karena itu, menjadikan eradikasi kanker serviks sebagai cita-cita bersama adalah langkah yang wajib kita perjuangkan," kata Dokter Gatot Purwoto, Obgyn RSCM FKUI
