Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memasang tanggul bantaran Kali Cikadu pada titik RT 003/014 Desa Sukadami, Kecamatan Cikarang Selatan sebagai upaya antisipasi mencegah musibah banjir dan tanah longsor di lokasi tersebut.
"Pemasangan tanggul ini menggunakan panel beton sepanjang 211 meter dengan instalasi SPS (Schema Precast System)," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi Henri Lincoln di Cikarang, Senin.
Dia menyatakan, metode tersebut dirancang agar tanggul kuat namun tetap fleksibel mengingat panel beton ini cocok untuk berbagai kondisi tanah ditambah waktu pemasangan yang lebih cepat dibandingkan dengan tanggul konvensional.
Baca juga: Dinas LH Bekasi angkut sampah sumbat aliran Kali Cikarang upaya cegah banjir
Baca juga: Pemerintah diminta segera pulihkan daerah aliran sungai di Kabupaten Bekasi
Henri mengaku, optimalisasi fungsi aliran air menjadi fokus utama dalam proyek ini agar masyarakat lebih aman dari ancaman banjir dan longsor meski sedianya penyelesaian masalah tersebut harus dilakukan secara menyeluruh.
"Mitigasi harus dilakukan menyeluruh termasuk di hilirnya karena tetap saja air dibuang ke Kali Cikarang," katanya.
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang turut memberikan dukungan terhadap upaya mitigasi ini sekaligus berharap langkah yang dilakukan Pemkab Bekasi dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat.
"Jadi air Kali Cikadu itu ketika ada musim hujan datang, melimpas ke warga. Nah ini kita normalisasi, kita dalami, kita lebarkan, dan dikasih tanggul untuk menahan air. Mudah-mudahan ke depan aliran Kali Cikadu kembali normal," katanya.
Baca juga: Pemkab Bekasi gencarkan kegiatan normalisasi sungai di wilayah Pebayuran
Ade juga menyampaikan kebutuhan lanjutan terkait mitigasi banjir dan longsor di lokasi ini akan dipertimbangkan dalam perencanaan anggaran mendatang.
"Mungkin bila ada kekurangan nanti kita bisa anggarkan di tahun depan atau melalui Anggaran Biaya Tambahan(ABT)," ujarnya.
Sementara warga setempat Zeni Sutendi (40) mengungkapkan bahwa wilayah ini merupakan daerah langganan banjir. Pada tahun 2019, banjir bahkan mencapai ketinggian hingga 80 sentimeter.
"Kalau hujan deras dan Kali Cikadu meluap, tingginya minimal sebetis atau sekitar 30 sentimeter," katanya.
Selain banjir, warga juga menghadapi ancaman longsor di titik lokasi tertentu akibat aliran Kali Cikadu yang berbelok. Jika tidak ada penanganan, aliran sungai dikhawatirkan akan terus menggerus rumah warga. "Karena posisinya air berbelok," kata dia.(KR-PRA).
