Jakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Pondok Indah Group menggelar Clinical Excellence Forum bertajuk “Precision, Progress, and Innovation in Gastroenterohepatology” sebagai upaya memperkuat deteksi dini, ketepatan diagnosis, serta tata laksana penyakit saluran cerna dan hati.
Forum ini digelar di tengah tingginya beban penyakit seperti hepatitis, perlemakan hati non-alkohol, gastroesophageal reflux disease (GERD), serta kanker hati yang masih kerap terdeteksi pada stadium lanjut di Indonesia.
Chief Executive Officer RS Pondok Indah Group dr. Yanwar Hadiyanto, MARS., mengatakan perawatan penyakit saluran cerna dan hati mengalami perkembangan pesat, baik dari sisi diagnosis maupun terapi, sehingga menuntut pembaruan kompetensi tenaga medis secara berkelanjutan.
“Adaptasi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi kebutuhan mendesak bagi praktisi medis. Forum ini diharapkan dapat menjadi sarana pembaruan wawasan dan keterampilan tenaga kesehatan di Indonesia,” ujarnya di Jakarta pada Minggu.
Forum ilmiah tersebut terbuka untuk umum dan didukung oleh Kementerian Kesehatan RI, Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI), serta Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI). Kegiatan ini menjadi wadah pertukaran pengetahuan dan pembahasan inovasi terkini di bidang gastroenterohepatologi.
Sejumlah pakar menyoroti penerapan precision medicine dalam penanganan penyakit seperti sirosis dan kanker hati yang selama ini membutuhkan biaya besar dan penanganan kompleks.
Dalam forum tersebut ditampilkan dua sesi live case demonstration, yakni Endoscopic Ultrasound (EUS) Guided Intervention oleh Dr. dr. Hasan Maulahela, Sp.PD., Subsp.GEH(K), serta prosedur Microwave Ablation oleh Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, Sp.PD., Subsp.GEH(K), yang memperlihatkan pemanfaatan teknologi terkini dalam penanganan penyakit cerna dan hati.
Prof. Rino menjelaskan bahwa terapi presisi bersifat minimal invasif dengan durasi tindakan relatif singkat, kerusakan jaringan yang minimal, serta waktu pemulihan yang lebih cepat.
Menurut dia, microwave ablation dapat memberikan hasil yang sebanding dengan tindakan operasi pada kondisi tertentu, dengan proses pemulihan yang lebih singkat.
Ketua PGI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam menyatakan kemampuan tenaga medis Indonesia dalam memanfaatkan teknologi mutakhir terus berkembang dan tidak tertinggal dibandingkan negara lain.
Ia menilai penguatan fasilitas dan kompetensi di dalam negeri penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan nasional.
Forum tersebut diharapkan dapat memperkuat kolaborasi lintas sektor serta mempercepat adopsi inovasi medis dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.
