Jakarta (ANTARA) - Program Studi Administrasi Perkantoran, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, bersama Yayasan Indonesia Siap Bergerak, dengan dukungan Klinik Digital dan Jejak Baik, menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Masyarakat bertajuk CERDAS (Career Eksplorasi Rencana dan Arahan Studi) di SMKS Purnama 2 Jakarta.
Program CERDAS dilatarbelakangi oleh temuan bahwa 61,67% siswa-siswi kelas XII SMKS Purnama 2 Jakarta merasa menghadapi kendala dalam merencanakan studi maupun karier setelah lulus SMK, baik dari sisi dukungan, afeksi diri, maupun kesiapan akademik.
Data ini menegaskan urgensi penguatan literasi karier dan pendampingan transisi pendidikan bagi remaja menjelang kelulusan.
Ketua Yayasan Indonesia Siap Bergerak, Mila Viendyasari, menegaskan bahwa CERDAS dirancang sebagai intervensi edukatif berbasis kebutuhan nyata siswa.
“Data di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa berada dalam kondisi bimbang bukan karena kurang kemampuan, tetapi karena kurangnya literasi dan pendampingan dalam merencanakan masa depan. CERDAS dirancang sebagai intervensi edukatif yang memberi siswa pengalaman reflektif, ruang dialog, dan informasi terstruktur agar mereka mampu mengambil keputusan secara lebih sadar dan berdaya,” ujar Mila Viendyasari.
Program CERDAS diselenggarakan oleh Vanesa Bintang Rafaela, Silvia Zahcra Febrianti, Deanna Trisha Noviani, Deva Atikah Fitrianti, dan Nadia Syifa Khairunnisa, dan diikuti oleh siswa-siswi kelas XII yang dibagi ke dalam dua kelas paralel dengan fokus pembelajaran berbeda. Pembagian ini dilakukan untuk memastikan interaksi yang lebih intensif serta pemahaman materi yang lebih mendalam.
Melalui rangkaian seminar, diskusi interaktif, dan workshop aplikatif yang berlangsung secara paralel di dua ruang, kegiatan ini memberikan pengalaman belajar yang kontekstual, membuka wawasan siswa mengenai peluang studi, persiapan karier, serta gambaran dunia kerja di masa depan.
Dua Kelas, Dua Perspektif Masa Depan
Di kelas pertama, Dalimi Nurdin Bachrum dari Revishit Consulting sekaligus alumni Universitas Indonesia membagikan strategi pemilihan jurusan, pengalaman kuliah, serta kiat meraih kesempatan studi lanjut. Dengan gaya komunikatif, Dalimi mendorong siswa untuk berani bermimpi lebih besar dan merancang langkah pendidikan secara realistis.
Di kelas kedua, Kukuh Ragil, S.Psi, Human Resources Ernst and Young Indonesia, memaparkan kebutuhan kompetensi industri, teknik penyusunan CV yang baik, gambaran proses rekrutmen, serta keterampilan yang saat ini paling dibutuhkan dunia kerja. Sesi ini memberikan gambaran konkret mengenai kesiapan profesional yang dibutuhkan siswa SMK.
Kegiatan CERDAS juga diperkaya dengan sesi dari mahasiswa Program Studi Administrasi Perkantoran UI yang menjelaskan tentang Universitas Indonesia, kehidupan kampus, pilihan jurusan, peluang karier, serta berbagai skema beasiswa. Penjelasan ini membuka pemahaman bahwa kesempatan melanjutkan studi ke perguruan tinggi sangat terbuka bagi siapa pun yang memiliki kemauan dan persiapan yang matang. Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa bertanya,
“Kak, kalau setelah lulus SMK aku nggak langsung kuliah, nanti masih bisa kuliah, kan?”
Menanggapi hal tersebut, Silvia Zahcra Febrianti menegaskan masih bisa banget dong. Mau kamu mulai dua atau tiga tahun lagi pun tetap bisa. Setiap orang kan punya jalannya masing-masing. Selama kamu masih mau belajar dan berusaha sebaik mungkin, kamu tetap bisa ngejar dan wujudkan mimpi kamu nanti.”
Dimensi Psikososial dan Literasi Masa Depan
Program CERDAS juga menyoroti aspek psikososial siswa. Putie Hikari, Founder Jejak Baik, mengutip hasil survei terhadap 1.000 remaja usia 11–15 tahun yang menunjukkan bahwa sekitar 64% anak muda merasa cemas terhadap masa depan, termasuk pekerjaan, tempat tinggal, dan arah hidup.
“Saya rasa workshop ini dapat membantu anak-anak SMA untuk mengurangi rasa cemas mereka mengenai masa depan, karena rasa cemas ditimbulkan karena rasa ketidaktahuan atas sesuatu. Workshop ini sangatlah penting dalam memberikan gambaran masa depan anak-anak sekolah,” ujar Putie Hikari.
Sejalan dengan itu, Rienzy Kholifatur Peneliti dari Klinik Digital menekankan pentingnya komunikasi edukatif yang dialogis dan kontekstual.
“Banyak kecemasan siswa muncul karena mereka tidak memiliki ruang yang aman untuk memahami dan membicarakan masa depannya secara objektif. Ketika informasi disampaikan secara kontekstual dan dialogis, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga rasa kontrol terhadap pilihan hidupnya,” jelas Rienzy.
Workshop Reflektif dan Keterampilan Praktis
Dalam Workshop “Own Your Path”, siswa di kelas pertama mengikuti sesi “A Message from Today”, di mana mereka menulis surat untuk diri sendiri berisi cita-cita, target, dan harapan satu tahun ke depan. Aktivitas ini mendorong refleksi diri, motivasi intrinsik, dan perencanaan tujuan secara bertahap.
Sementara itu, siswa di kelas kedua mengikuti workshop “Membuat CV”, yang membimbing mereka menyusun CV dasar sesuai standar profesional, memahami struktur CV, serta mempersiapkannya untuk kebutuhan kerja nyata.
Ketua pelaksana kegiatan, Vanesa Bintang Rafaela, menyampaikan pesan reflektif kepada para siswa,
“Kegagalan bukan akhir dari segalanya. Hidup terus berjalan dan kita harus terus melangkah.”
Ia berharap siswa berani mencoba, bangkit dari tantangan, dan tidak membiarkan kegagalan kecil menghalangi langkah menuju masa depan yang lebih baik.
Berdasarkan hasil survei kepuasan, hampir 90% siswa/i SMKS Purnama 2 Jakarta menyatakan puas dengan kegiatan CERDAS. Mereka merasa lebih termotivasi untuk melanjutkan pendidikan dan melihat prospek masa depan secara lebih optimis, serta berharap program CERDAS dapat diperluas ke sekolah-sekolah lain dengan akses bimbingan karier yang terbatas.
Melalui kolaborasi Yayasan Siap Bergerak, Klinik Digital, Jejak Baik, dan Program Studi Administrasi Perkantoran Vokasi UI, CERDAS menegaskan bahwa kesiapan karier remaja memerlukan pendekatan lintas sektor, menggabungkan literasi, pendampingan psikososial, refleksi diri, dan keterampilan praktis, agar generasi muda mampu menghadapi masa depan dengan lebih percaya diri dan berdaya.
