Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf optimistis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dapat menjadi perangkat untuk mempercepat penurunan kemiskinan di seluruh daerah.
"Kita kerja sama semua, kita buka semuanya. Kita intervensi bersama-bersama. Insya Allah signifikan dalam penurunan kemiskinan," kata Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saat dialog bersama Kepala Dinas Sosial se-Jawa Timur di Jakarta, Rabu.
Untuk itu, pihaknya pun mengajak kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk bersinergi dan kolaborasi.
Inisiatif DTSEN tersebut menandai untuk pertama kalinya Indonesia memiliki data tunggal yang akan menjadi acuan bagi seluruh kementerian/lembaga, juga pemerintah daerah dalam melaksanakan program-program pengentasan kemiskinan.
Baca juga: Mensos sebut efisiensi anggaran bagai puasa hapus sel kanker dan lemak birokrasi
Baca juga: Mensos: Cek Kesehatan Gratis lengkapi BPJS
Perumusan DTSEN dilatarbelakangi ketidaktepatan sasaran penyaluran bantuan sosial lantaran banyaknya versi data yang dimiliki oleh masing-masing kementerian/lembaga.
"Selama ini kita kerja sendiri-sendiri, data sendiri-sendiri. Maka itu, Presiden Prabowo titip pesan bekerjalah berdasar data, karena dulu banyak sekali bantuan kita yang tidak tepat sasaran," kata Mensos.
Terobosan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan satu data tunggal terpadu tersebut bakal menjadi acuan seluruh pihak dalam menyelenggarakan program kesejahteraan sosial.
Pengelolaan DTSEN dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah diberikan mandat oleh Undang-undang untuk mengolah data kemiskinan.
"Ini ilmiah, diurus oleh lembaga yang kredibel (BPS) melalui pengolahan statistik. Data ini bisa dipastikan tidak akan menambah angka kemiskinan di daerah bapak-ibu sekalian," katanya.
Hal itu karena masih ada beberapa daerah yang mengkhawatirkan data kemiskinan di daerahnya meningkat setelah DTSEN diberlakukan.
Baca juga: Mensos temui pendamping PKH hapus kemiskinan ekstrem
Di dalam DTSEN, akan terdapat kategori masyarakat berdasarkan desil yang akan membantu pemerintah dalam memberikan intervensi yang lebih tepat sesuai kondisi di tiap kategori desil tersebut.
"Dengan data ini (DTSEN), intervensi kita akan lebih fokus karena ada desil 1 sampai 10. Bukan data masyarakat miskin saja, tapi ini data secara keseluruhan masyarakat Indonesia dan itu ada di desil-desil itu," katanya.
Sementara itu, untuk memastikan data yang terdapat pada DTSEN tersebut akurat, Mensos Gus Ipul menginstruksikan kepada seluruh Kepala Dinas Sosial untuk turut aktif memastikan proses pemutakhiran data dilakukan di setiap daerah.
"Jadi kita ada kewajiban melakukan pemutakhiran data karena setiap hari ada yang wafat, pindah, ada yang meningkat kelasnya, jadi dinamis. Karena dinamis, kita harus melakukan pemutakhiran," kata Mensos Gus Ipul.