Beijing (Antara Megapolitan) - Tiga kapal perang China pada Jumat menyelesaikan pekan latihan yang berlangsung di Laut China Selatan, tak lama setelah kapal induk satu-satunya milik China melakukan uji senjata di perairan yang disengketakan itu.
Armada kapal perang, termasuk kapal tipe perusak yang dapat meluncurkan peluru kendali, telah melakukan latihan sejak Jumat pekan lalu dan kini berlayar ke timur Samudera India dan Pasifik Barat, kata kantor berita resmi Xinhua seperti dilansir Reuters.
Latihan oleh kapal-kapal China, khususnya kapal induk Liaoning, dalam beberapa bulan terakhir telah meresahkan negara-negara tetangga, terutama bagi negara yang mengalami sengketa teritorial di Laut China Selatan sejak lama.
Lebih lanjut dijelaskan, kegiatan latihan tersebut meliputi latihan serangan mendadak yang dilakukan secara sukses dalam kondisi laut yang buruk, kata Xinhua.
Latihan dilakukan tanpa arahan dan berusaha menyerupai situasi pertempuran yang sebenarnya, ujar pakar urusan militer Yin Zhuo kepada saluran TV negara, China Central Television (CCTV).
Yin mengatakan latihan rutin oleh Angkatan Laut China di perairan lepas itu merupakan sebuah kebiasaan yang tidak akan diubah, meskipun ia menambahkan bahwa kemampuan jarak jauh AL China tidak cukup untuk mengamankan kepentingannya di perairan terbuka. Dia pun tidak menjelaskan lebih jauh mengenai hal tersebut.
Beberapa hari lalu China memperingatkan Amerika Serikat terhadap tantangannya pada kedaulatan di Laut China Selatan, setelah laporan bahwa Amerika Serikat berencana melakukan patroli maritim baru di kawasan itu.
Amerika Serikat telah mengkritik China atas pembangunan pulau buatan dan fasilitas militer di laut itu, serta menyatakan keprihatinan dengan menilai bahwa tindakan itu bisa membatasi pergerakan bebas.
Angkatan Laut AS telah melakukan beberapa patroli bebas melalui perairan Laut China Selatan.
China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, sementara Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina dan Brunei mengklaim sebagian tertentu dari perairan yang menjadi jalur laut strategis dan memiliki sumber daya perikanan yang kaya, serta dengan minyak dan gas.
China pun pernah mengatakan komitmennya untuk menjaga kebebasan navigasi pelayaran di perairan itu.