Beijing (ANTARA) - Dengan kekuatan ekonomi dan ditunjang dengan keunggulan lainnya, tak heran China menjadi salah satu negara tujuan banyak pejabat Indonesia.
Saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto pun melakukan kunjungan resmi ke China pada 31 Maret--2 April 2024. Itu menjadi kunjungan luar negeri pertamanya sebagai presiden terpilih.
Dalam pertemuan itu, Prabowo berjanji untuk kembali berkunjung ke China setelah resmi dilantik sebagai Presiden RI.
Selain Prabowo, Ketua DPR Puan Maharani pun datang ke Beijing bersama 12 anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan pada akhir Maret 2024 untuk bertemu Ketua NPC Zhao Leji dan Ketua Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC) atau Badan Penasihat China Wang Huning.
Dalam pertemuan tersebut, Puan menyampaikan keinginan untuk mempererat relasi dengan badan legislatif China.
"Akar dari bangsa ini (China), pertama adalah gotong royong karena memang sangat penting. Selain itu jangan melupakan sejarah dan bagaimana kita bersama-sama membangun bangsa ke depan dengan policy yang seiring, sejalan antara Pemerintah, parlemen dan tentu saja rakyat Indonesia," kata Puan di KBRI Beijing.
Selain Puan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi saat itu Luhut Binsar Panjaitan pada 12--16 Juli 2024 juga mengunjungi Beijing, Jilin, dan Shanghai.
Luhut, antara lain, bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Kepala National Development and Reform Commission (NDRC) China Zheng Shanjie, pejabat dari Tsinghua University, dan para pengusaha asal Tiongkok.
Salah satu pembahasan Luhut adalah mengenai kerja sama bidang pendidikan.
Ia pun mengajak kampus di China untuk membuat pusat riset bersama (joint research center) maupun laboratorium bersama (joint laboratory).
Ajakan itu tak mengherankan karena China adalah negara peringkat kedua dalam dana riset yaitu 551,1 miliar dolar AS setelah Amerika Serikat (679,4 miliar dolar AS). Laporan Times Higher Education’s (THE) World University Rankings juga menunjukkan ada 13 universitas di China yang masuk dalam kelompok 200 universitas terbaik dunia, termasuk Tsinghua University dan Peking University (keduanya berada di Beijing) yang kini berada di peringkat ke-12 dan ke-14 dunia.
Menteri Tenaga Kerja 2019--2024 Ida Fauziah saat bertemu dengan Menteri Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial China Wang Xiaoping di Beijing pada Juli 2024 juga mengakui bahwa Indonesia pun membutuhkan transfer of knowledge dari perusahaan dan pekerja China.
Ia menyebut Indonesia tidak bisa menolak kedatangan TKA karena kebijakan hilirisasi di Indonesia membutuhkan TKA pada masa awal, namun yang dilakukan Pemerintah adalah memastikan adanya transfer of knowledge di industri karena pada akhirnya TKA dari China akan kembali ke negaranya dan smelter di Indonesia akan dikelola oleh pekerja Indonesia secara mandiri.
Ihwal investasi di Indonesia, berdasarkan data Indonesia Investment Promotion Center (IIPC), menunjukkan China merupakan mitra investasi terbesar ketiga Indonesia. Pada 2023, investasi China di Indonesia tercatat sebesar 7,4 miliar dolar AS, sedangkan realisasi investasi dari China pada semester 1 2024 adalah 3,9 miliar dolar AS ditambah Hong Kong 3,8 miliar dolar AS sehingga totalnya adalah 7,7 miliar dolar AS
Sementara sepanjang periode Januari–Juni (semester I) 2024, total realisasi investasi sudah mencapai Rp829,9 triliun atau 50,3 persen dari total target pada 2024 yaitu sebesar Rp1.650 triliun. Dari capaian investasi itu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.225.042 orang selama semester I 2024.
Adapun di bidang perdagangan, China tercatat menjadi mitra dagang terbesar Indonesia.
Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sejumlah program prioritas seperti pengelolaan sumber daya alam, pencapaian swasembada pangan dan energi, serta peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui industri hilir yang juga membutuhkan kerja sama dari China.
Maka tidak heran pada saat pemenuhan janji untuk berkunjung ke China lagi setelah menjadi Presiden RI pada 8--10 November 2024, Prabowo Subianto pun menyebut China sebagai negara yang punya keterkaitan dengan Indonesia sejak berabad lampau.China menjadi negara pertama kunjungan kenegaraan Prabowo setelah dilantik pada 20 Oktober 2024.
Relasi Indonesia-China mungkin tidak akan selalu berjalan lancar, tapi ruang untuk memperbaiki relasi dapat selalu terbuka terlebih dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang dipilih Prabowo yqin gè péngyu tài sho, ygè dírén tài du atau "Seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlampau banyak".