Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menargetkan angka prevalensi penyakit tumbuh kembang anak atau stunting di angka 14 persen hingga akhir tahun 2023 melalui kolaborasi seluruh otoritas terkait daerah itu.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan sejauh ini upaya menekan angka stunting sudah menunjukkan progres signifikan, mengacu jumlah penurunan kasus per tahun. Pada tahun 2021 angka stunting mencapai 21,5 persen sedangkan tahun lalu turun menjadi 17,8 persen.
"Kalau tahun 2023 ini belum selesai tapi target di angka 14 persen, kalau seumpama lebih ya lebih sedikit, tapi angka pastinya masih menunggu November dan Desember 2023 dan terdata pada Januari 2024," katanya saat menghadiri Grebek Sunting di Kantor Kecamatan Cikarang Utara, Kamis.
Dia mengapresiasi jajaran Dewan Pengurus Kabupaten (DPK) Apindo Kabupaten Bekasi yang turut berkontribusi memberikan bantuan telur dan vitamin dalam rangka mengikis angka stunting. Hal ini sangat membantu Pemkab Bekasi yang tengah berupaya mempercepat penurunan angka stunting sesuai program nasional.
"Kalau target nasional 14 persen di tahun 2024, tapi Kabupaten Bekasi ingin lebih awal, akhir tahun 2023 ini kalau bisa sudah mencapai 14 persen, sehingga tahun ke depan bisa terus ditekan," katanya.
Menurut dia perlu peran segenap unsur masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mengentaskan stunting karena akan berdampak juga bagi sumber daya manusia yang bekerja di sektor industri ke depan. Generasi bebas stunting turut menciptakan pekerja yang semakin produktif.
"Mengapa perlu, karena ke depan kita perlu generasi unggul, generasi yang unggul bisa menjadikan daya beli tinggi. Kalau daya beli tinggi, bisnis maju, tapi kalau perusahaan tidak membantu, nanti generasi kita lemah, miskin, ekonomi tidak bisa tumbuh cepat," ucapnya.