Jakarta (ANTARA) - Klinik Digital di tahun 2024 menghasilkan sepuluh buah modul literasi digital untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi, untuk Kementerian Komunikasi dan Digital.
Di setiap jenjang, dibuatkan modul untuk siswa dan orang tua beserta Tenaga Pendidik. Modul ini dihasilkan oleh para peneliti dan pegiat literasi digital yang tergabung dalam klinik digital yaitu Devie Rahmawati, Indriani Rahmawati, Giri Lumakto, Mila Viendyasari, Wiratri Anindhita, Rienzy Kholifatur, Youna C Bachtiar, Ruslan Ramli, Ballian Siregar.
“Konsep literasi digital pertama kali diperkenalkan oleh Paul Gilster (1997), yang mendefinisikannya sebagai kemampuan untuk menggunakan teknologi dan informasi dari perangkat digital secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks seperti akademik, karier, dan kehidupan sehari-hari," kata Peneliti dari Klinik Digital Mila Viendyasari dalam keterangannya, Jumat.
Gilster menekankan bahwa literasi digital bukan hanya tentang kemampuan membaca atau mengoperasikan perangkat, tetapi juga tentang membaca dengan makna dan pemahaman, serta penguasaan ide-ide. Ini mencakup kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dari berbagai format digital.
Founder Klinik Digital Devie Rahmawati, menyatakan menurut Cote dan Millner (2017), meskipun kepemilikan smartphone dan komputer pribadi di kalangan siswa telah mencapai level 100 persen, penggunaan teknologi ini untuk pemecahan masalah dan pemikiran kritis masih belum optimal.
Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan perangkat digital tidak serta merta menghasilkan literasi digital yang memadai. Untuk mengatasi kesenjangan ini, penelitian ini melibatkan berbagai aktor seperti masyarakat sipil, sekolah, dan organisasi pemerintah dalam upaya memberikan literasi dan kesadaran digital.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan tidak hanya keterampilan digital, tetapi juga kecakapan hidup (life skills) yang diperlukan di era digital. Pendekatan multi-aktor ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang lebih komprehensif dan solusi yang lebih efektif dalam meningkatkan literasi digital di masyarakat (Nedungadi dkk, 2018).
Manajer program Klinik Digital Rienzy Kholifatur mengatakan modul-modul ini berlandaskan 4 Pilar Literasi Digital (C-A-B-E) dari Kominfo, yang mencakup aspek Cakap, Aman, Budaya, dan Etika. Keempat pilar ini berfokus dalam membentuk warga digital yang kompeten dan bertanggung jawab.
Melalui aspek Cakap, modul ini membekali kemampuan teknis dan kognitif dalam menggunakan teknologi digital. Aspek Aman menekankan pentingnya keamanan digital dan perlindungan diri di ruang siber.
"Aspek Budaya mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam pemanfaatan teknologi, sementara aspek Etika membimbing perilaku yang santun dan bertanggung jawab di dunia digital,” tutup Rienzy Kholifatur.
Klinik Digital hasilkan sepuluh buah modul literasi digital
Jumat, 3 Januari 2025 19:58 WIB