Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memperingati Hari Amal Bakti ke-79 bersama Kementerian Agama atau Kemenag setempat dengan serangkaian kegiatan yang diawali upacara peringatan di halaman Kantor Kemenag.
"Hari Amal Bakti merupakan momentum dalam mendukung sekaligus mengimplementasikan Astacita pemerintahan Presiden Prabowo bersama Gibran," kata Penjabat Bupati Bekasi Dedy Supriyadi di Cikarang, Jumat.
Peringatan Hari Amal Bakti tingkat Kabupaten Bekasi tahun 2025 dihadiri pula oleh unsur forum koordinasi pimpinan daerah serta jajaran Kemenag Kabupaten Bekasi dengan mengambil tema 'Umat Rukun Menuju Indonesia Emas'.
Dalam kesempatan itu, Dedy menekankan agar seluruh jajaran Kemenag Kabupaten Bekasi dapat terus memperkokoh nilai ideologi Pancasila, demokrasi, hak asasi manusia sekaligus meningkatkan toleransi antar umat beragama.
Dalam cita kebangsaan yang berideologi Pancasila, keberadaan Kemenag menjadi jalan tengah antara teori memisahkan agama dari negara dan persatuan agama dengan negara.
"Pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia menjamin kehidupan agama-agama berikut para pemeluknya sejak NKRI berdiri," katanya.
Dirinya menuturkan bahwa Indonesia bukanlah negara agama maupun sekuler, meski tetap memberikan tempat terhormat bagi agama dan masyarakat selama berabad-abad sehingga dikenal religius.
"Khususnya dalam hal negara menjamin kebebasan beribadah dan keharmonisan antar umat beragama adalah menjadi tugas Kementerian Agama," katanya.
Ia menyebut masih ada kesenjangan antara pemeluk agama dengan kehidupan sosial pada dekade terakhir ini ditandai masih ada perilaku korupsi dan hal kurang baik lain.
"Karena itu tugas Kementerian Agama akan sukses apabila kesenjangan sosial tersebut bisa dikikis dengan nilai-nilai agama," ucapnya.
Dedy pun mengajak masyarakat Kabupaten Bekasi untuk senantiasa mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sosial serta bernegara dan sudah menjadi tugas jajaran Kementerian Agama untuk memastikan tantangan kesenjangan sosial tersebut teratasi.
"Kehidupan umat beragama yang rukun akan semakin mengokohkan tujuan Indonesia Emas ke depan. Tapi sebaliknya, jika tidak rukun dan harmonis, kita akan sulit mencapai tujuan tersebut," kata dia.*