Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Telkom University untuk mengembangkan sistem perhitungan perkiraan harga pangan berbasis machine learning.
"Pengembangan machine learning ini akan sangat membantu pengambilan kebijakan dan keputusan secara cepat dan akurat, sehingga berbagai langkah aksi stabilisasi pasokan dan harga pangan dapat dilakukan lebih efisien dan efektif. Hal ini diharapkan semakin memperkuat tata kelola pangan nasional," kata Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Secara lebih rinci, kerja sama tersebut akan meliputi penyediaan data dan informasi, riset perhitungan perkiraan harga pangan pokok, pemanfaatan machine learning untuk perhitungan prediksi harga pangan pokok, serta pendampingan sumber daya manusia dalam pemanfaatan machine learning.
Baca juga: NFA tekankan pentingnya kerja sama antardaerah jaga ketahanan pangan
"Selain itu, kita juga lakukan pembahasan penyusunan rekomendasi kebijakan serta berbagai edukasi seperti penyelenggaraan seminar, temu teknis, pelatihan, atau FGD, dan penyusunan karya tulis dalam rangka memperkuat knowledge management," ucapnya.
Arief menyampaikan NFA saat ini telah memiliki sistem aplikasi Panel Harga Pangan yang memuat informasi harga komoditas pangan strategis baik di tingkat produsen maupun konsumen. Data mencakup informasi harga harian di 512 kabupaten/kota dan seluruh provinsi, serta telah terspesifikasi untuk tingkat pedagang eceran, grosir, serta produsen.
"Dengan kerja sama ini kita lakukan pengembangan ke level berikutnya yaitu prediksi harga pangan dan perumusan kebijakan," tuturnya.
Baca juga: Bapanas minta Bulog pasok kedelai ke pengrajin tahu dan tempe
Sementara itu, Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, dan Kerja Sama Telkom University Rina Pudji Astuti mengatakan Telkom University siap mendukung penguatan sistem tata kelola pangan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional.
Ia berharap kerja sama ini dapat ditingkatkan dan diperluas untuk pengembangan sistem pendukung berbasis teknologi informasi lainnya.
Sedangkan, Kepala Pusat Riset Agroindustri BRIN Mulyana Hadipernata mengatakan bahwa beberapa kajian telah dilakukan, tapi masih perlu divalidasi karena kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang ditandatangani ketiga pihak pada awal Juli.
Baca juga: Badan Pangan jaga stabilisasi pasokan dan harga pangan
"Terus lakukan penyempurnaan-penyempurnaan agar lebih tepat lagi penentuan harga dan perluasan panen," jelasnya.