Wamen Pertanian bersama Ketum Pertani HKTI lepas 23 penerima beasiswa Agri Srikandi

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) melepas 23 penerima Beasiswa Agri Srikandi dalam sebuah acara penuh semangat di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (13/10).

Program beasiswa ini merupakan inisiasi dari Perempuan Tani HKTI, sebagai wujud nyata kepedulian terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia di pedesaan, khususnya bagi putra-putri daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Melalui program ini, Perempuan Tani HKTI berharap dapat melahirkan generasi muda yang tidak hanya cerdas dan tangguh, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan dan kemajuan ekonomi desa.

Beasiswa untuk Masa Depan Desa

Tahun ini, fokus beasiswa diberikan pada dua bidang strategis: Environmental Engineering dan Software Technology.

Kedua jurusan tersebut dipilih secara khusus untuk menjawab tantangan masa depan pertanian dan pedesaan Indonesia di era digital dan perubahan iklim yang semakin kompleks.

Ketua Umum Perempuan Tani HKTI, Dian Novita Susanto, menjelaskan bahwa pemilihan kedua bidang ini bukan tanpa alasan.

“Kita harus menyiapkan anak-anak muda desa menjadi pionir perubahan. Jurusan Environmental Engineering akan memperkuat kemampuan mereka dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan, menekan degradasi lingkungan, dan menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien serta ramah ekosistem,” ujar Dian.

Ia juga menambahkan Software Technology membuka jalan bagi inovasi digital di sektor pertanian. Bayangkan ketika anak-anak dari pelosok bisa menciptakan aplikasi untuk memantau cuaca, mengatur irigasi, atau memprediksi harga komoditas. Inilah masa depan ekonomi desa yang mandiri dan modern di mana teknologi bukan lagi milik kota, tapi alat kemajuan bagi desa.

Dari Desa, untuk Indonesia
Program Beasiswa Agri Srikandi telah menjadi salah satu simbol transformasi sosial di akar rumput. Selain memberikan kesempatan pendidikan tinggi di luar negeri, program ini juga mendorong penerima beasiswa untuk kembali dan membangun daerah asalnya.

Wakil Menteri Pertanian dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif ini.

“Kita harus bangga karena anak-anak desa kini bisa menjadi duta perubahan global. Dengan ilmu yang mereka bawa pulang, kita berharap akan lahir solusi konkret untuk pertanian berkelanjutan, ketahanan pangan, dan ekonomi desa yang berdaya saing tinggi,” ujarnya.