Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya berperan dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah, tetapi juga memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat desa dengan menggerakkan rantai pasok pangan.
“Program MBG bukan hanya soal memberi makan bergizi. Dibalik satu porsi makanan bergizi, ada petani sayur, peternak ayam, dan pengusaha kecil di desa yang ikut bergerak," kata Wamentan Sudaryono saat meninjau pelaksanaan program MBG di SDN 238 Palembang, Sumatera Selatan sebagaimana keterangan di Jakarta, Rabu.
Menurut Sudaryono yang akrab disapa Mas Dar ini, MBG menjadi contoh nyata kebijakan pemerintah yang menghadirkan manfaat ganda, yakni pemerataan gizi bagi generasi muda sekaligus penguatan ekonomi petani dan pelaku usaha lokal.
Baca juga: Wamen Pertanian bersama Ketum Pertani HKTI lepas 23 penerima beasiswa Agri Srikandi
Dengan melibatkan petani, UMKM, hingga penyedia bahan pangan di sekitar sekolah, program itu mendorong terciptanya perputaran ekonomi dan peningkatan permintaan komoditas lokal.
"Jadi, manfaat MBG tidak hanya dirasakan anak-anak, tapi juga petani kita yang memasok bahan pangan,” ujarnya.
Wamentan menambahkan MBG merupakan wujud pemerataan gizi yang demokratis yang di mana semua anak, baik dari keluarga mampu maupun kurang mampu, memperoleh hak yang sama untuk tumbuh sehat.
“Pemerintah ingin memastikan setiap anak Indonesia mendapat asupan gizi minimum yang cukup agar bisa belajar dengan baik,” tutur Wamentan.
Baca juga: Wamentan ajak Muhammadiyah sinergi ketahanan pangan
Dalam kunjungannya tersebut, Wamentan turut berinteraksi dengan para siswa. Suasana terlihat hangat dan penuh antusiasme ketika Sudaryono mengajak anak-anak berbincang ringan seputar menu yang mereka santap.
“Alhamdulillah, anak-anak senang dan makanannya habis. Bahkan, yang awalnya tidak suka sayur, akhirnya mau mencoba karena melihat temannya makan,” ujar Sudaryono sambil tersenyum kepada para siswa.
