Tokyo (ANTARA) - Pengunduran diri Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba sepertinya tak terelakkan menyusul kekalahan besar bagi koalisi pemerintahan dalam pemilihan Majelis Tinggi, menurut para eksekutif partai berkuasa pada Rabu.
Ishiba, yang memimpin Partai Demokratik Liberal (LDP), telah membuat keputusan final apakah akan mengundurkan diri pada Agustus, sebut para eksekutif, di tengah meningkatnya desakan di antara anggota LDP agar dia bertanggung jawab atas hasil pemilu terakhir pada hari Minggu (20/3) itu.
Sebelumnya masih pada Rabu, pertanyaan wartawan tentang keputusannya ke depan dijawab Ishiba dengan mengatakan, "Saya tidak dapat berkomentar sampai saya memeriksa dengan saksama isi" perjanjian perdagangan antara Jepang dan Amerika Serikat, yang dicapai tepat sebelum pertemuannya dengan para insan media.
Baca juga: PM Jepang sampaikan "paket" usulan Trump
Baca juga: PM Jepang kembali ke negaranya setelah kunjungan resmi di Indonesia
PM Jepang itu menambahkan bahwa dia akan berbicara dengan negosiator utama Jepang, Ryosei Akazawa, setelah kembali ke Tokyo dari Washington.
Ishiba diperkirakan akan bertemu para mantan perdana menteri Taro Aso, Yoshihide Suga, dan Fumio Kishida, pada Rabu malam, untuk menjelaskan keputusan bahwa dirinya tetap menjabat meskipun mengalami kekalahan telak dalam pemilihan Majelis Tinggi.
Sementara itu, anggota parlemen LDP yang lebih muda dan menengah telah mulai mengumpulkan tanda tangan untuk menuntut pertemuan gabungan anggota partai guna meminta pertanggungjawaban Ishiba.
Disebutkan bahwa ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Ishiba terus meningkat di dalam berbagai kepengurusan tingkat daerah LDP.
Sumber: Kyodo
