Jakarta (ANTARA) - Menunaikan ibadah haji yang senantiasa diidamkan setiap Muslim ke Tanah Suci Makkah memiliki dampak luar biasa di berbagai sektor, baik bagi Indonesia maupun negara Arab Saudi.
Deputy Director Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah periode 2018-2021 H. Azman Ridha mengatakan sebagai negara yang mengirimkan jamaah haji terbanyak di dunia, Indonesia diharapkan mampu meningkatkan ekspor dan mengembalikan rupiah ke dalam negeri.
"Haji menjadi momentum meningkatkan perdagangan Indonesia di Arab Saudi," kata Azman Ridha dalam keterangannya, Senin.
Diplomat Perdagangan Luar Negeri dari Kementerian Perdagangan ini, mengatakan Indonesia perlu cermat memanfaatkan momentum musim haji sebagai bagian dari upaya meningkatkan penetrasi produk dalam negeri ke Arab Saudi. Terlebih lagi, lanjutnya, banyaknya jamaah haji yang memanfaatkan produk dari Indonesia.
Produk makanan dan olahan Nusantara sangat diminati jamaah haji asal Indonesia. Bukan rahasia umum lagi, lidah orang Indonesia memiliki cita rasa sendiri dalam menikmati makanan sehari-hari selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.
"Makanan yang sering dicari diantaranya adalah rendang, sambal, abon, kecap, krupuk, makanan siap saji, kari ayam, mie, ikan tuna kaleng dan lain-lain," ujarnya.
Gus Azman, panggilan akrabnya, menyambut baik kinerja lintas sektoral mulai dari Kementerian Agama, BPKH Limited, Mendag, Kemlu, dan lainnya dalam melayani jemaah haji agar menjadi lebih baik. Hal ini merupakan sebuah terobosan yang baik dalam menyediakan hidangan sesuai selera Nusantara bagi jamaah haji Indonesia.
Makanan seperti nasi kuning, sambal goreng, sayur asam, sambal terasi, nasi goreng, bumbu khas Indonesia termasuk diantara favorit jamaah Indonesia yang didatangkan oleh BPKH Limited dari Indonesia.
"Tentu, meningkatnya volume perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi pada masa haji ini hanya akan dapat terwujud sesuai harapan jika dikelola dengan baik, dengan melihat peluang dan potensi pasar Arab Saudi, baik selama musim haji maupun sesudahnya. Adanya kerja sama yang terpadu dengan berbagai pihak terkait kegiatan ekonomi musim haji ini diharapkan akan mampu mengembalikan Rupiah ke tanah air," jelasnya.
Berburu Berkah Cuan Dalam Meningkatkan Potensi Perdagangan
Kementerian Agama telah mengumumkan total kuota haji Indonesia yang berangkat pada tahun 2025 sebanyak 221.000 jemaah.
Dari total tersebut, jumlah kuota haji reguler 2025 sebanyak 203.320 jemaah, sementara haji khusus 2025 sebanyak 17.680 jemaah.Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) untuk tahun 2025 sebesar Rp 89.410.258.
Pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk menyiapkan 25 juta boks makanan bagi 203.320 orang jamaah reguler. Setidaknya terdapat 55 dapur di Saudi yang akan menyiapkan makanan bagi para jamaah haji RI.
Besarnya jumlah jamaah haji Indonesia, memberikan peluang bisnis perdagangan yang besar antara Indonesia dan Arab Saudi dengan nilai transaksi yang diperkirakan dapat mencapai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 128 triliun per tahun.
"Peluang ini bisa dimanfaatkan melalui berbagai sektor, seperti jasa travel, akomodasi, makanan minuman halal, dan pelayanan lainnya," kata Founder National Character Building (NCB) Program dan Visi Indonesia Progresif (Vidpro) ini.
Azman mengamini apa yang pernah disampaikan Menteri Perdagangan Budi Santoso dan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yang berharap agar rupiah dapat kembali ke Indonesia melalui sistem pembayaran QRIS bagi jamaah haji. Dengan terobosan ini devisanya akan kembali ke Indonesia.
Ia menambahkan, peluang dalam meningkatkan potensi perdagangan akan dapat dihasilkan dari pelayanan jasa travel, makanan, akomodasi, transportasi dan lain sebagainya.
Menurutnya, Kementerian Perdagangan memiliki peran strategis dalam mendorong ekspor produk ke Arab Saudi. Salah satu tujuannya adalah memperluas pasar di Arab Saudi dan meningkatkan transaksi pasar antar kedua Negara.
Melalui perputaran ekonomi haji, khususnya produk UMKM yang menjadi kebutuhan jamaah haji dan umroh, berbagai pihak terkait akan terpacu untuk meningkatkan kualitas produk lokal agar memenuhi kebutuhan pasar Arab Saudi. Hal ini sesuai dengan program Menteri Perdagangan, Budi Santoso yang mencanangkan program peningkatan ekspor melalui Usaha Kecil dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi untuk Ekspor (UKM BISA Ekspor).
Baca juga: KJRI Jeddah ajak pengusaha Depok masuki pasar Arab Saudi
