Jakarta (ANTARA) - Indonesia turut berbangga karena mendapat apresiasi luar biasa dari semua negara yang hadir atas keberhasilan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN yang berlangsung pada 5-7 September 2023 di Jakarta Convention Center (JCC).
Dalam kegiatan ini Indonesia berhasil merumuskan perjanjian kerja sama ASEAN-CEPA dengan Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, dan negara lainnya. Indonesia juga berhasil menandatangani kerjasama ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA).
Kegiatan ini juga berhasil merumuskan kerja sama di bidang pangan, security, digitalisasi, perdamaian di kawasan, konektivitas, dan perdagangan.
Digitalisasi perdagangan, digital paperless, maupun kerja sama di bidang keamanan dan ketertiban melengkapi kesepakatan bidang kerja sama lainnya yang menguatkan optimisme bagi peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat ASEAN di masa mendatang.
Tercatat sebanyak 90 outcome documents dan sejumlah kesepakatan-kesepakatan konkret mampu dihasilkan selama KTT berlangsung.
Optimisme tersebut tampak terlihat dari harapan Presiden Indonesia yang mengajak semua negara yang hadir untuk terus memperkuat kolaborasi dan kerja sama untuk ASEAN yang damai dan makmur, serta menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik untuk semua.
Hal ini ditandaskan Presiden Jokowi yang mengukuhkan kawasan Indo-Pasifik sebagai teater perdamaian dan inklusivitas.
Kegiatan ini juga diapresiasi sebagai pondasi kunci yang akan mengantarkan ASEAN ke masa depan lebih baik untuk rakyat dan untuk dunia. Meskipun Indonesia dipandang berhasil sebagai tuan rumah kegiatan ini, namun terdapat beberapa hal yang menurut penulis perlu menjadi perhatian semua pihak.
Harapannya agar kesepakatan yang diperjuangkan dengan susah payah tersebut dapat memberi keuntungan dan kemanfaatan yang sebesarnya bagi seluruh lapisan masyarakat di ASEAN.
Pertama, bagaimana agar semua kesepakatan yang dihasilkan dapat benar-benar diterapkan di level teknis dan membawa perubahan signifikan bagi kesejahteraan seluruh masyarakat ASEAN.
Justru disinilah Pekerjaan Rumah (PR) utama yang menjadi tugas masing-masing pimpinan negara ASEAN untuk dapat mewujudkannya di tengah tantangan global yang berat dan penuh ketidakpastian.
Mengingat bahwa rangkaian sidang-sidang yang dilakukan dalam kerangka kerja sama ASEAN sangat banyak dan menyita waktu para negosiator sepanjang tahun berjalan, maka diperlukan kiranya tim teknis lain yang mampu merumuskan dan menjembatani hasil kesepakatan ASEAN kepada stake holder terkait dalam bentuk program praktis dan implementatif.
Kedua, Sosialisasi dan keterjangkauan informasi mengenai ASEAN ke seluruh lapisan masyarakat di masing-masing negara ASEAN. Meskipun selama ini berbagai upaya telah diupayakan untuk mensosialisasikan berbagai hasil kesepakatan ASEAN di tengah-tengah masyarakat, namun faktanya, menurut penulis sebagian besar masyarakat belum benar-benar mengenal hasil kesepakatan tersebut.
Tidak menutup kemungkinan berdampak pada kurang maksimalnya penerapan hasil kesepakatan pada tataran teknis.
Ketiga, dengan keberhasilan penyelenggaraan maupun Indonesia sebagai Ketua di KKT ASEAN tahun 2023 ini seyogianya dapat mendorong seluruh stake holder terkait untuk memaksimalkan penerapan hasil kesepakatan.
Sehingga dapat benar-benar mampu memberi kemanfaatan yang besar bagi seluruh masyarakat ASEAN. Untuk Indonesia sendiri, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah memaksimalkan peran ASEAN Center yang saat ini masih terdapat di beberapa provinsi.
Tujuannya agar dapat bekerja sama dengan berbagai elemen atau institusi yang memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia. Seperti Pemerintah Daerah di masing-masing Provinsi, berbagai asosiasi, kampus dan sekolah/madrasah, ormas-ormas yang besar seperti NU, Muhammadiyah dan lain-lain.
Keempat, memaksimalkan peran berbagai platform medsos seperti Instagram, tiktok, YouTube face book dan lain-untuk untuk mensosialisasikan berbagai hasil kesepakatan KTT ASEAN ke-43.
Dengan berbagai cara yang lebih mudah diterima berbagai kalangan, baik itu cara yang serius dalam bentuk tulisan, narasi video, maupun dengan cara yang lebih santai dan menghibur. Misalnya, dalam bentuk karikatur, animasi dan lain sebagainya.
Kelima, Membuat film dokumenter atau film animasi yang mengambil isu seputar ASEAN sebagai tema sentralnya.
Terdapat banyak capaian yang dihasilkan dalam KTT ASEAN kali ini. Ada banyak angle atau pun ide menarik yang mungkin muncul sebagai bahan script skenario film yang akan dibuat. Baik itu dari sisi penyelenggaraan, dari sisi kepesertaan, dinamika berlangsungnya sidang-sidang yang dilakukan maraton sepanjang tahun, sisi pariwisata, hal-hal tak terduga di balik layar/untold story, dan lain sebagainya.
Keenam, Pemerintah, Presiden atau Menteri dalam hal ini, membuat kebijakan yang mewajibkan atau menganjurkan agar logo, tagline atau symbol ASEAN digunakan dalam berbagai kegiatan yang melibatkan keterlibatan publik yang massif. Baik itu di bidang transportasi, pariwisata, perdagangan dan lain sebagainya.
Ketujuh, Mengadakan berbagai kegiatan seremonial, selebrasi atau kompetisi yang menggunakan ASEAN sebagai tema sentralnya. Misalnya dengan mengadakan sayembara tingkat mahasiswa atau umum dan akademisi yang menulis tema tertentu tentang ASEAN.
Kedelapan, mengadakan kegiatan kolaborasi antar masyarakat ASEAN lintas negara dalam berbagai bidang sesuai dengan nomenclature institusi yang akan mengadakan kerjasama.
Misalnya, program Sister City atau sejenisnya oleh pemerintahan daerah, pertukaran kunjungan oleh berbagai institusi untuk menguatkan kerja sama dan meningkatkan kualitas. Misalnya kegiatan pertukaran pelajar dan mahasiswa atau pertukaran tenaga ahli.
Kesembilan, kerja sama dalam penyelenggaraan pameran perdagangan atau event pariwisata yang melibatkan Event Organizer (EO) dari masing-masing negara yang bekerja sama.
Kesepuluh, mewujudkan sinergitas yang lebih harmonis dari stake holder terkait (Pemerintah, Pengusaha, Asosiasi, Peneliti, Lembaga Pendidikan, Mahasiswa, Investor untuk mensukseskan kerja sama perdagangan yang disepakati. Sehingga dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat ASEAN.
Kesebelas, mempercepat terwujudnya program digitalisasi dan peningkatan level capaian teknologi dari program-program ASEAN yang terintegrasi di seluruh negara ASEAN. Yakni untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi implementasi kesepakatan KTT ASEAN ke-43.
Keduabelas, berbagai keunggulan yang dimiliki masing-masing negara ASEAN dari sisi pariwisata, perdagangan, teknologi, Sumber Daya Manusia (SDM), kebijakan dan lain-lain.
Harapannya dapat dipromosikan atau diperkuat brandingnya melalui berbagai platform media promosi sebagai keunggulan komunitas ASEAN. Baik itu ke dalam masing-masing negara anggota atau ke luar ASEAN, serta terhadap negara mitra kerja sama ASEAN maupun terhadap komunitas negara-negara lainnya.
Berbagai hal yang disampaikan penulis di atas bisa jadi sebagian atau seluruhnya sudah dipikirkan serta dihasilkan dalam beragam isi dokumen yang disepakati.
Namun, bisa jadi karena kesibukan para negosiator dan pejabat yang terlibat dalam mensukseskan Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 ini, implementasi kesepakatan yang dihasilkan butuh waktu yang lumayan lama sampai akhirnya diketahui masyarakat/berdampak konkret bagi penguatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat ASEAN.
Penulis merasa perlu menuliskan pandangan di atas karena berdasarkan pengalaman penulis yang terlibat langsung lebih dari sepuluh tahun dalam berbagai negosiasi perdagangan internasional dan sidang-sidang internasional lainnya, butuh waktu yang lumayan lama sampai akhirnya sebuah perjanjian kerja sama benar-benar dapat terlihat dampak kemanfaatannya bagi peningkatan ekspor, kesejahteraan ekonomi dari hasil kerja sama perdagangan, dan tersosialisasikannya program-program ASEAN kepada seluruh lapisan masyarakat di seluruh negara ASEAN.
Mudah-mudahan dengan tulisan sederhana ini, dan kearifan para stake holder terkait untuk mensukseskan implementasi hasil kesepakatan dalam KTT ASEAN di Indonesia ke-43 yang banyak dipuji seluruh negara peserta dan diapresiasi sebagai yang tersukses sampai saat ini, momentum ini dapat dijadikan sebagai titik tolak bagi upaya mewujudkan Indonesia sebagai "The Core Episentrum of Asia" dan menjadi salah satu dari lima negara maju di dunia tahun 2045.
Penulis adalah Pengamat Hubungan internasional dan Deputy Director Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah 2018-2021.
Quo Vadis implementasi kesepakatan KTT ASEAN ke-43 tahun 2023
Kamis, 14 September 2023 21:20 WIB