Bogor, (Antaranews Megapolitan) - Prof. Dr. med. vet. Drh. Hj. Mirnawati B Sudarwanto adalah seorang ahli dalam higiene susu yang telah berkiprah selama 44 tahun di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Ia merupakan orang yang berjasa dalam dunia kedokteran hewan Indonesia dalam hal higiene susu. Tepat pada 20 Desember 2017, ia mengakhiri jabatannya sebagai dosen di IPB dengan menggelar orasi purnabakti di IPB International Convention Center (IICC) Bogor.
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB, Prof. Dr. drh. Srihadi Agung Priyono, menyampaikan IPB akan sangat membutuhkan lagi orang-orang seperti Prof. Mirnawati dalam bidang higiene susu.
Menurutnya, Prof. Mirnawati adalah dosen yang memiliki dedikasi dan keilmuan yang tinggi. “Tidak ada yang tidak kenal beliau. Prof. Mirna senantiasa sangat dekat dengan mahasiswa. Semoga keteladanan beliau bisa diteruskan,†ujarnya.
Prof Srihadi mengatakan susu merupakan sumber protein yang diperlukan masyarakat. Masyarakat negara maju terbiasa mengkonsumsi susu. “Air susu dapat dikatakan menyumbang secara signifikan daya saing bangsa, sehingga sudah sepatutnya kita pikirkan dan upayakan. Prof. Mirnawati memiliki peran besar dalam bidang persusuan di Indonesia.
Ia pernah diminta oleh Kementerian Pertanian untuk visitasi ke beberapa perusahaan luar negeri yang ingin mengimpor produk susunya ke Indonesia,†imbuhnnya .
Prof. Dr. drh. Hj. Mirnawati B. Sudarwanto, dilahirkan di Yogyakarta 11 Desember 1947.
Pendidikan mulai dari SD sampai SMA ditempuh di Jakarta, yaitu SR AMPRI, SMP Negeri 8, dan SMA Negeri 3. Sementara gelar Sarjana Kedokteran Hewan diraih pada tahun 1972 di FKH IPB. Pendidikan dilanjutkan untuk meraih gelar Dokter Hewan di institusi yang sama dan lulus pada tahun 1974.
Doktor (S3) diraih pada tahun 1982 di Justus Liebig Universităt Giessen-Jerman dalam bidang Hygiene dan Teknologi Susu.
Bidang ilmu saat penulis diangkat sebagai guru besar adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner. Penelitian yang dikembangkan sebelum dan sesudah pengangkatan sebagai guru besar adalah Mastitis terutama mastitis subklinik, higiene pangan, mikrobiologi susu dan produk olahannya, serta keamanan pangan asal hewan.
Karya ilmiah yang dianggap paling baik adalah menghasilkan pereaksi/reagens untuk deteksi Mastitis subklinik yang diberi nama Pereaksi IPB-1. Pereaksi IPB-1 dikembangkan sejak tahun 1985 dan baru resmi digunakan tahun 1993. Dalam perjalanan waktu pereaksi IPB-1 terus dikembangkan dan dimodifikasi untuk memperoleh pereaksi yang stabil, sensitif, spesifik dan harganya terjangkau.(dh)