Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjamin pemerintah tetap menyerap hasil panen petani tebu dalam negeri, termasuk harga gula petani tak akan turun saat ada impor gula kristal mentah (GKM).
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi ditemui usai Rapat Koordinasi Terbatas bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan pemangku kepentingan lainnya di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pemerintah telah menetapkan harga acuan penjualan gula di tingkat petani adalah Rp14.500 per kilogram, sementara harga di pabrik gula mencapai Rp15.700 per kg.
"Harus jaga harga gula, harga tebu petani, nggak boleh harga itu jatuh, karena kita sudah sepakat harganya itu Rp14.500 per kg," kata Arief.
Rencana impor gula kristal mentah merupakan bagian dari langkah untuk penguatan cadangan pangan pemerintah (CPP) terutama mengantisipasi fluktuasi harga gula konsumsi menjelang Puasa dan Lebaran 2025.
Selain rencana impor itu diolah menjadi gula konsumsi, pemerintah juga memastikan penyerapan dalam negeri di mana panen tebu diproyeksikan pada April hingga Mei.
Arief mengaku bahwa saat ini, stok gula yang ada harus dikeluarkan dari gudang karena adanya kenaikan harga di sejumlah daerah. Setelah stok gudang dikeluarkan, maka akan kembali terisi dari panen yang dihasilkan dalam negeri.
"Jadi, untuk cadangan yang sekarang harus dikeluarin. Karena kalau harga gula hari ini kan naik. Berarti gula yang di stok sekarang ini harus dikeluarkan. Harus dikeluarkan segera. Sehingga nanti masuk stok baru, salah satunya adalah dari panen April dan Mei. April, Mei baru panen tebunya," kata dia.
Ia menyebutkan bahwa stok gula yang ada sekitar 4,5 juta ton. Stok tersebut disiapkan hingga memasuki masa panen tebu.
Baca juga: Sinergi Gula Nusantara targetkan produksi gula capai 1,01 juta ton pada 2025
Baca juga: Presiden Prabowo perintahkan setop impor beras, garam, gula dan jagung pada 2025