Purwakarta, Jabar (ANTARA) - Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Jabar, menginginkan adanya peremajaan kepengurusan kelompok tani di daerahnya, karena pengembangan pertanian kini mengarah kepada penggunaan teknologi.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta Sri Jaya Midan di Purwakarta, Sabtu, mengatakan bahwa saat ini kepengurusan kelompok tani yang ada di wilayah Purwakarta didominasi oleh petani yang sudah berusia tua.
Sedangkan, sektor pertanian sekarang ini sudah mengarah kepada pertanian yang modern, yang membutuhkan pengetahuan seputar informasi dan penggunaan teknologi.
"Soal peremajaan kepengurusan kelompok tani di Purwakarta, ini sangat penting. Karena masih banyak pengurus kelompok tani yang umurnya sudah tua, sehingga dari segi adopsi teknologi sedikit terkendala," ujarnya.
Baca juga: TNI AD tanam puluhan ribu pohon di lahan kritis milik PTPN wilayah Purwakarta
Baca juga: Pemkab Purwakarta rehabilitasi ribuan meter saluran irigasi selama 2024
Menurut dia, peremajaan kepengurusan kelompok tani diperlukan karena pemahaman teknologi dibutuhkan untuk pengembangan sektor pertanian.
"Sekarang ini pertanian sudah mengarah kepada pertanian yang modern. Ini perlu pemuda-pemuda yang menguasai teknologi," kata Midan.
Ke depannya, kata dia, untuk meningkatkan pemahaman seputar pertanian, pihaknya akan melakukan pendidikan kepada penyuluh pertanian dan para petani milenial di Karawang.
Rencananya, pelatihan tersebut akan dipusatkan di Tajug Gede, Kecamatan Cibungur, Purwakarta.
Baca juga: Pemkab Purwakarta manfaatkan lahan 15 hektare untuk tanam padi gogo
Pendidikan yang diberikan ini di antaranya aspek budi daya, penanganan pascapanen hingga pemasaran.
"Jadi ketika para pemuda tani itu terlatih, baru mungkin dari aspek permodalannya juga akan diberikan oleh pemerintah daerah," kata Midan
Wakil Bupati Purwakarta terpilih Abang Ijo Hapidin mengatakan bahwa di bidang pertanian, pemerintah daerah akan memberikan dasar-dasar ilmu untuk menjadi petani yang baik dan benar.
Ia mengaku akan berkolaborasi dengan pihak swasta untuk mendirikan institut pertanian yang nantinya melatih masyarakat putus sekolah, yang tidak punya pekerjaan untuk belajar menjadi petani sukses.
"Setelah lulus dari sana, mereka bisa memahami tentang bagaimana caranya menjadi petani yang baik dan benar dari hulu ke hilir. Nah dari situ nanti pemerintah daerah akan memberikan bantuan, mulai dari tanah garapan, modal hingga hasil pertaniannya pun kita yang jamin harga pasarnya," kata dia.