Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat bersama forum koordinasi pimpinan daerah serta unsur terkait menjalankan aksi tanggap darurat kekeringan untuk menanggulangi bencana sekaligus memastikan masyarakat terdampak mendapatkan bantuan kebutuhan dasar.
"Kami bersama forkopimda langsung turun ke lapangan meninjau kondisi kekeringan di tiga titik yakni Desa Wanajaya dan Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung serta Desa Karangharja di Kecamatan Pebayuran," kata Penjabat Bupati Bekasi Dedy Supriyadi di Cikarang, Senin.
Dia mengatakan langkah tersebut merupakan tindak lanjut rencana aksi yang dijalankan pemerintah daerah usai menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan selama 14 hari terhitung mulai 30 Agustus hingga 12 September 2024.
Baca juga: Pemkab Bekasi tetapkan status tanggap darurat kekeringan selama dua pekanBaca juga: BPBD Kabupaten Bekasi petakan wilayah rawan kekeringan imbas kemarau
Aksi turun ke lapangan ini sekaligus dalam rangka meningkatkan sinergisitas antara segenap pemangku kebijakan dan kepentingan untuk bersama-sama menanggulangi bencana kekeringan di Kabupaten Bekasi.
"Kami melihat, mendengar, dan merasakan keluhan dari para warga serta petani dan langsung secara cepat tanggap merespons keluhan ini," katanya.
Pihaknya juga mendistribusikan berbagai bantuan bagi masyarakat maupun petani terdampak kekeringan, baik dalam bentuk alat pendukung pertanian maupun air bersih untuk warga yang kesulitan mendapatkan air.
"Kita dapat bantuan dari Kementerian Pertanian sebanyak 145 pompa dengan berbagai jenis sesuai dengan kebutuhan. Kemudian ada bantuan pengiriman alat berat dari Kementerian PUPR, itu telah kami distribusikan ke wilayah dan masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Baca juga: Tim kaji DAS Bekasi lanjutkan mitigasi area sawah terdampak kekeringanPemerintah Kabupaten Bekasi akan mengoptimalkan alokasi anggaran yang bersumber dari Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk disalurkan kepada masyarakat terdampak kekeringan, baik kekeringan pada areal pertanian maupun kesulitan air bersih di wilayah permukiman.
"Selama masa tanggap darurat, kita akan optimalkan dana BTT dan insyaallah mencukupi," katanya.
Dedy mengajak pihak swasta termasuk kalangan dunia usaha khususnya pengelola kawasan industri untuk turut terlibat aktif memberikan bantuan kepada warga terdampak sekaligus mengatasi kekeringan yang saat ini terjadi.
"Mereka bisa membantu dengan CSR. Selain kekeringan pertanian kita juga berikan bantuan air bersih seperti di wilayah Bojongmangu, Muaragembong, dan wilayah terdampak lain," kata dia.