Jakarta (ANTARA) - Mahasiswa pegiat lingkungan dari berbagai perguruan tinggi menanam 350 bibit bakau di Kolam Labuh Retensi, Cilincing, Jakarta Utara sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
"Ini merupakan kegiatan tahunan kami dan mengapa di kolam itu karena diwacanakan dijadikan Taman Wisata Mangrove," kata salah satu mahasiswa dari London School Jakarta, Cintya Wijaya di Jakarta, Sabtu.
Sedikitnya 65 peserta dari berbagai kampus mengikuti kegiatan tersebut, seperti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Nasional (UNAS).
Ia mengatakan, setelah dilakukan penanaman, selanjutnya setiap bulan akan dilakukan peninjauan rutin pada bibit itu.
"Setiap satu bulan kita akan lihat dan monitor, soal berapa lebar daunnya, berapa tinggi batangnya. Ini selama satu tahun," kata Cintya.
Mahasiswi semester tujuh Jurusan Hubungan Masyarakat tersebut mengatakan, setelah satu tahun peninjauan akan dapat diamati berapa pohon yang berhasil hidup dan berapa yang mati.
Baca juga: Abang dan Mpok Bekasi Angkatan 2022 tanam bakau cegah abrasi di Muaragembong
"Penanaman bakau memang tidak memungkinkan semuanya hidup. Pasti ada beberapa yang tidak berhasil atau mati. Jadi, itu semacam seleksi alam," kata Cintya.
Ia menyebut, pohon bakau yang mati kemudian akan diganti oleh pohon yang baru dengan cara penyulaman.
Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Biodiversity Warriors (BW) atau pejuang biodiversitas dari Yayasan KEHATI.
Koordinator Biodiversity Warriors, Indeka Darmaputra menjelaskan, sebelum melakukan penanaman bibit bakau, area Kolam Labuh Retensi dibersihkan terlebih dahulu.
"Pembersihan area Kolam Labuh Retensi ini ditujukan untuk meningkatkan potensi pertumbuhan bibit," kata Indeka.
Baca juga: Pemkab Luwu Utara tanam 5.000 pohon bakau
Ia juga menjelaskan perihal teknik penyulaman yang digunakan dalam pemeliharaan bibit bakau.
"Teknik sulam ini dilakukan dengan mengganti bibit bakau yang mati dengan bibit baru dengan usia yang sama. Jadi, bukan diganti dengan bibit yang baru tumbuh," kata Indeka.
Sementara itu, Ketua Komunitas Nelayan Rakyat Indonesia, Danu Waluyo (61) menyebut penanaman bibit bakau tersebut akan berdampak positif, baik bagi masyarakat sekitar dan juga bagi lingkungan secara praktis.
"Kegiatan ini (penanaman bakau) ini bisa memotivasi anak-anak muda kami di sini serta masyarakat secara umum untuk lebih peduli lagi dengan lingkungan," kata Danu.
Selain itu, lanjut dia, bagi lingkungan pohon bakau sendiri dapat menahan tanah yang kini sudah lebih rendah dari permukaan air laut.
Baca juga: Pemkab Nagekeo NTT tanam 1.000 anakan bakau penghijauan pantai
"Bakau ini akarnya tumbuh ke atas juga. Jadi, dia (akar bakau) juga berfungsi untuk tahan turunan tanah," kata dia.
Ia juga mengatakan bahwa akar bakau juga mendukung keberadaan biota-biota laut, sehingga dalam jangka panjang mendukung ekosistem air di Kolam Labuh Retensi ini.
"Yang terakhir, akar bakau itu juga bisa netralisir beberapa racun di air. Jadi, badan air juga secara umum bisa dicegah dari racun-racun itu," jelas Danu.
Yang menjadi masalah, lanjut Danu, beberapa buah pohon bakau jika jatuh pada area yang layak itu bisa tumbuh.
"Nah, kalau buah itu jatuh tepat di atas sampah plastik, tidak mungkin bisa tumbuh. Jadi, mari, ayo kita buang sampah di tempat sampah, jangan sembarangan," kata Danu.
Mahasiswa pegiat lingkungan tanam 350 bibit bakau di Kolam Labuh Retensi Cilincing
Sabtu, 12 Agustus 2023 18:43 WIB