Bandung (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Iendra Sofyan, menyatakan Buku Wisata Rasa Bumi Pasundan yang diluncurkan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, sangat berarti karena menambah khazanah wisata Jabar.
"Buku yang baru diluncurkan ini, sangat berarti bagi Jawa Barat, paling tidak melengkapi data storytelling mengenai makanan asli Jawa Barat," kata Iendra selepas peluncuran buku di kawasan Jalan Progo Bandung, Minggu.
Karena, menurut Iendra, pencatatan gastronomi pasti lebih mendalam, mulai dari bahan yang digunakan apa, didapatkannya di mana, bagaimana cara memasaknya, memakannya dan khasiatnya apa.
"Kalau menikmati dengan ikut membuat gastronomi, perlu paling tidak tiga jam karena ada cerita-ceritanya dulu, ada filosofinya dulu, apalagi kalau masuk kepada aspek budaya, sehingga ada sejarahnya dan segala macamnya," ujar Iendra.
Lebih lanjut, Iendra mengungkapkan kekuatan pariwisata Jabar ada pada narasi di balik kulinernya. Salah satunya aset tentang 77 jenis sambal yang berbeda.
"Gastronomi berperan sebagai narator yang paling efektif. Ia bercerita tentang kesuburan alam, kearifan budaya Sunda, dan kreativitas," ucapnya.
Karenanya, kata dia, gastronomi telah menjadi salah satu motor penggerak utama pariwisata Jabar, yang hingga pertengahan tahun 2025 mencatatkan pergerakan tertinggi sejak 2021.
"Secara ekonomi, alhamdulillah, pergerakan kunjungan ke Jawa Barat sampai Agustus mencapai 141,5 juta, tertinggi sejak 2021, bahkan melebihi Jawa Timur dan Jawa Tengah," kata Iendra.
Baca juga: Buku Wisata Rasa Bumi Pasundan diharapkan perkuat Indonesia sebagai gastronomi dunia
Dengan hadirnya buku ini, tambah Iendra, stakeholder di Jawa Barat tinggal mengoptimalkan bagaimana gastronomi ini secara teknokratis masuk menjadi dunia industri.
"Artinya bisa ditawarkan, dijual dan akhirnya menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke sini, tidak hanya menikmati daya tarik alam dan budaya saja, tapi juga kuliner tersebut," katanya.
Buku ini juga, ujar Iendra, akan menjadi pengungkit hebat bagi pariwisata Jabar yang akan dipadukan dengan program unggulan Jawa Barat, "West Java Train-cation".
Buku gastronomi yang diluncurkan Menteri Pariwisata ini berfokus pada kawasan Bandung, Garut, dan Tasikmalaya, secara kebetulan tengah diusahakan untuk dipromosikan Disparbud melalui wisata berbasis kereta api (rail-based tourism).
Iendra Sofyan tengah gencar menyiapkan dua proyek kereta wisata ikonik: Kereta Klasik dengan rute Bogor-Bandung Barat (Cipatat) yang akan memudahkan akses ke Situs Gunung Padang. Selain itu ada pula Kereta Uap "Si Gombar" (rute Bandung-Garut) yang memiliki daya tarik internasional tinggi.
Wisatawan yang turun dari "Si Gombar" di Garut, kini memiliki panduan resmi untuk menikmati Burayot atau kuliner autentik lainnya yang terdata dalam buku tersebut.
"Fungsi kereta ini ada dua yakni sebagai akses, dan sebagai pendorong ekonomi lokal. Jadi pada saat wisatawan turun di stasiun, mereka akan disajikan makanan khas lokal di situ, sebelum ke destinasi wisata," ucapnya.
