Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menetapkan 30 sekolah sebagai sekolah yang berkomitmen mewujudkan lingkungan pendidikan bersih dan berkelanjutan melalui Program Adiwiyata.
Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra di Denpasar, Kamis, mengaku bangga sebab makin banyak sekolah dari tingkat SD-SMA yang aktif dalam gerakan pelestarian lingkungan.
“Atas nama Pemprov Bali, saya bangga dan senang karena semakin banyak sekolah yang mendapat penghargaan di bidang lingkungan hidup, khususnya dalam pendidikan lingkungan, piagam ini menjadi pemantik lahirnya budaya kebersihan di sekolah,” kata dia.
Sebanyak 30 sekolah Adiwiyata itu, terdiri atas 22 SD, enam SMP, dan dua SMA/SMK.
Baca juga: Pemkab Bekasi apresiasi dukungan swasta pada program sekolah adiwiyata
Jenjang SD di antaranya SDN 23 Dangin Puri, SDN 1 Abianbase, SDN 2 Sangeh, dan SD Saraswati Tabanan, jenjang SMP, antara lain SMPN 2 Seririt, SMPN 1 Seririt, dan SMPN 2 Candikusuma, sedangkan jenjang SMA/SMK terdiri atas SMKN 2 Negara dan SMA Firdaus.
Dia mengatakan keberhasilan komitmen sekolah mewujudkan lingkungan pendidikan bersih tidak lepas dari peran kepala sekolah sebagai pemimpin penggerak perubahan.
“Pemimpin adalah motor penggerak organisasi, tanpa pemimpin, tidak akan ada capaian, bapak dan Ibu kepala sekolah adalah pemimpin yang hebat, dan saya yakin banyak di antara anda yang juga telah menerima penghargaan lain karena kualitas kepemimpinan yang baik,” ujarnya.
Kepada sekolah-sekolah penerima penghargaan, ia mengingatkan bahwa peningkatan jumlah penduduk Bali telah berdampak terhadap berkurangnya ruang terbuka dan meningkatnya produksi sampah.
Baca juga: Kota Bekasi tahun ini tambah 15 Sekolah Adiwiyata, total 143
Oleh sebab itu, pemahaman dan kesadaran lingkungan perlu ditanamkan sejak dini melalui pendidikan.
“Pendidikan bukan hanya soal kecerdasan otak, tetapi juga kecerdasan hati dan keterampilan agar peserta didik berkarakter, peduli, dan berbudaya lingkungan,” kata dia.
Saat ini, penanganan sampah menjadi isu strategis di Bali sehingga sekolah diharapkan dapat menjadi contoh penerapan pengelolaan sampah berbasis sumber serta pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.
“Melalui penghargaan ini, Pemprov Bali berharap semakin banyak sekolah yang menjadi teladan dalam gerakan peduli lingkungan, sekaligus memperkuat komitmen menuju Bali yang bersih, hijau, dan berkelanjutan,” ujar birokrat Pemprov Bali berasal dari Buleleng itu.
Baca juga: 20 sekolah di Kabupaten Bekasi meraih predikat Adiwiyata
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Bali I Made Rentin mengatakan tim pembina dan penilai program Adiwiyata terdiri atas unsur independen untuk menjamin objektivitas penilaian.
“Penilaian dilakukan secara diam-diam tanpa pemberitahuan sebelumnya agar benar-benar menemukan sekolah yang peduli lingkungan secara nyata, bukan yang dibuat-buat,” kata dia.
Penilaian dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi, sedangkan sekolah terbaik diusulkan program serupa di tingkat nasional.
“Kami berharap semakin banyak sekolah yang ikut terlibat aktif dalam program ini karena pendidikan lingkungan merupakan bagian penting dari masa depan Bali yang bersih dan berkelanjutan,” ucap Rentin.
