Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali bersama Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur atau Bali Nusa Tenggara (Balinusra) menyepakati membangun super hub untuk memperkuat potensi kawasan regional di tiga wilayah itu.
"Kerja sama ini bertujuan memperkuat potensi masing-masing daerah dan saling berkolaborasi," kata Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal di Rumah Jabatan Gubernur Bali dalam pertemuan kerja sama regional Bali, NTB, dan NTT, dalam keterangan pers yang diterima di Mataram, Senin.
Ia mengatakan pertemuan tiga provinsi ini menjadi langkah awal penyusunan kerja sama lintas provinsi untuk memperkuat pembangunan dan integrasi kawasan selatan Indonesia.
"Potensi itu tidak saling melemahkan tapi justru saling menguatkan. Salah satu bagian di mana penting dari kerja sama ini adalah berbagi praktik terbaik, karena masing-masing provinsi itu punya kebijakan-kebijakan yang baik, yang bisa saling kita tiru," ujarnya.
Iqbal mengatakan kerja sama tersebut akan diarahkan pada bentuk integrasi di beberapa sektor strategis, seperti pariwisata dan energi. Kemudian perhubungan, baik udara, darat, maupun laut, serta 10 aspek kerja sama lainnya.
"Ada aspek di mana kita sudah siap melakukan integrasi yaitu di pariwisata, kemudian energi, kemudian di perhubungan," katanya.
Sementara itu, Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengatakan bahwa hasil pertemuan ini akan menjadi dasar penyusunan dokumen nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dari tiga provinsi.
"Itu akan dirumuskan menjadi MoU yang akan dilaksanakan di NTB pada 25 November nanti," ujarnya.
Koster menambahkan, yang merumuskan hasil pertemuan menjadi MoU dan perjanjian kerja sama, yakni Gubernur NTB yang akan didampingi oleh para Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dari Bali, Bappeda NTB dan Bappeda NTT, serta kepala dinas yang terkait.
"Kemudian tindak lanjut lagi adalah penandatanganan perjanjian kerja sama atau KS dilakukan di NTT pada tanggal 22 Desember nanti," terang Koster.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menilai pertemuan ketiga provinsi ini bentuk kontribusi wilayah selatan Indonesia terhadap pembangunan nasional, terutama dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sesuai arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Baca juga: Poros baru wisata Bali dan Nusa Tenggara
