Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Inggris bekerja sama dalam riset kebencanaan geologi melalui peluncuran White Paper “UK–Indonesia Partnerships for Advancing Geohazard Science for Disaster Risk Assessment in Indonesia”.
Kepala Organisasi Riset Ilmu Kebumian dan Maritim, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ocky Karna Radjasa melalui keterangan di Jakarta, Kamis, menegaskan bahwa kolaborasi ini penting untuk memperkuat kapasitas riset nasional dan memastikan hasil sains menjadi dasar kebijakan publik.
"Kerja sama ini adalah model bagaimana sains, kebijakan dan masyarakat harus bersinergi dalam menghadapi tantangan kebencanaan geologi," katanya.
Ocky menyebut white paper ini memberikan kerangka kerja strategis untuk memperkuat integrasi data, memperbaiki sistem peringatan dini, serta menanamkan budaya pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan nasional.
White paper ini lahir dari kegiatan UK–Indonesia Solutions Symposium on Geohazard Science for Disaster Risk Assessment yang digelar di Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Dokumen ini selaras dengan visi Indonesia menjadi bangsa tangguh bencana pada 2035," lanjutnya.
Salah satu rekomendasi utama, ungkap Ocky, adalah pembentukan UK–Indonesia Geohazard Disaster Resilience Partnership yang akan menjadi wadah riset bersama, dialog kebijakan, dan pertukaran teknologi.
"Selain itu, white paper ini juga menekankan pentingnya investasi jangka panjang dalam riset multi-bahaya, kebijakan nasional tentang data geohazard, penguatan kapasitas SDM, serta integrasi strategi pengurangan risiko bencana dalam rencana pembangunan," ujarnya.
Baca juga: Siaga, ahli geologi catat peningkatan kegempaan Gunung Merapi
Baca juga: 24 gunung api berstatus di atas normal
Baca juga: UI terlibat misi pelayaran riset geologi laut internasional
