Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan melakukan upaya pelestarian tradisi sungai yang sudah turun temurun, yakni balap jukung (sampan) di sungai Martapura.
"Kegiatan ini bukan sekadar lomba, melainkan upaya kita bersama menjaga tradisi sungai yang sudah turun-temurun. Jukung bukan hanya alat transportasi, tetapi juga simbol kehidupan orang Banjar," ujar Wali Kota Banjarmasin H Muhammad Yamin HR di Banjarmasin, Minggu.
Menurut dia, tradisi sungai warga Kota Banjarmasin tidak terlepas dari transportasi jukung sejak dulu, termasuk tradisi balap jukung sebagai bagian hiburan warga.
Untuk melestarikan tradisi ini, ungkap Yamin, Pemkot Banjarmasin dalam memeriahkan Hari Jadi (Harjad) Ke-499 tahun 2025, menggelar lomba tradisional jukung balap baanam Wali Kota Cup di sungai Martapura pada hari ini.
Baca juga: Siring Menara Pandang di Sungai Martapura jadi magnet pariwisata pusat kota
Yamin pun mengapresiasi tingginya animo peserta dalam lomba ini, yakni sebanyak 64 peserta dari berbagai kelurahan di kota setempat.
"Kegiatan ini sangat menyita perhatian masyarakat, banyak warga yang rela menyewa kapal wisata hingga berjejer di bantaran sungai untuk menyaksikan jalannya perlombaan," ujarnya.
Dia berharap tahun berikutnya bisa lebih meriah lagi agar tradisi ini tidak akan hilang.
Pemerintah Kota Banjarmasin terus berkomitmen menjadikan sungai Martapura sebagai pusat kegiatan budaya dan rekreasi warga.
Baca juga: Polresta siagakan personel di kawasan Wisata Siring
Melalui agenda seperti lomba jukung baanam ini, wajah Banjarmasin sebagai “Kota Seribu Sungai” semakin diperkuat sekaligus menjadi daya tarik wisata.
Kota Banjarmasin memiliki ikon wisata sungai, di antaranya wisata susur sungai Martapura dengan pemandangan rumah-rumah di pinggiran sungai serta aktivitasnya. Adapula pasar terapung di Kuin dan di Siring Sungai Martapura.
Wisata sungai di Kota Banjarmasin dapat menyedot kunjungan wisata sekitar 6.000 orang per pekannya.
