Sumenep (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kangean Enegery Indonesia (KEI) membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menangani kasus stunting di Kepulauan Sapeken.
"Bantuan dari SKK Migas dan KEI ini berupa penyediaan sarana dan prasarana serta makanan tambahan gizi yang dibutuhkan penderita stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Sumenep Ellya Fardasah di Sumenep, Minggu.
Ia menjelaskan bantuan SKK Migas dan KEI itu berkolaborasi dengan Puskesmas Pagerungan, Kecamatan Sapeken, karena sasaran bantuan percepatan penanganan stunting di wilayah itu.
Baca juga: Cegah stunting, Pemkot Jakarta Timur ajak siswa SD gemar makan ikan sejak dini
Ellya menuturkan program percepatan penanganan kasus stunting di Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken itu menyasar 20 anak.
Mereka akan mendapatkan pendampingan intensif selama 120 hari dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bergizi.
"Dalam pendampingan tersebut, anak-anak akan mendapat makanan tambahan dari kader Posyandu yang sudah kami latih. Harapannya, gizi mereka bisa meningkat secara signifikan," katanya.
Dinkes Sumenep, sambung dia, juga menerjunkan sebanyak 20 kader posyandu dan didukung oleh tenaga profesional, yakni satu bidan puskesmas dan satu penanggung jawab gizi dari Puskesmas Pagerungan Besar.
Baca juga: Pemkab Lebak lakukan pencegahan kasus stunting libatkan 18 OPD
Pendampingan dilakukan setiap hari dengan kegiatan Posyandu 1 minggu sekali.
"SKK Migas dan KEI bersedia membantu berbagai jenis kebutuhan dalam program ini, sehingga akan benar-benar membantu percepatan penanganan kasus stunting di sana," katanya.
Kepala Dinkes-P2KB, Ellya Fardasah menyampaikan ucapan terima kasih kepada SKK Migas dan KEI, karena selalu melibatkan diri dalam kegiatan kesehatan masyarakat di Pagerungan Besar.
"Atas dukungan SKK Migas-KEI untuk penanganan stunting ini kami menyampaikan terima kasih. Semoga ke depan, masyarakat menjadi lebih baik dari sisi perkembangan gizi dan menjadi anak yang bermanfaat," katanya.
Baca juga: FMIPA UI kenalkan inovasi minyak sawit non-CPO untuk bantu cegah stunting
Program ini nantinya tidak hanya fokus pada penanganan 20 anak yang mengalami stunting, namun juga menekan upaya pencegahan.
“Kami berharap kader posyandu terus aktif melaksanakan kegiatan rutin. Pencegahan stunting sama pentingnya dengan penanganan, agar ke depan kasus serupa bisa ditekan sejak dini,” kata Manajer Humas KEI, Kampoi Naibaho.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak di Pagerungan Besar, sekaligus mempercepat pencapaian target penurunan stunting di Kabupaten Sumenep.
