Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memastikan proses akselerasi relokasi pedagang Pasar Bojong di Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungwaringin berjalan sesuai rencana dengan meninjau langsung lokasi eks kebakaran pasar.
"Ini kan instruksi bupati juga. Jadi dua minggu lagi ini hamparan dicor, ada awning, jadi buat los-los dulu," kata Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi Ani Rukmini saat meninjau Pasar Bojong, Rabu.
Menurut dia langkah tersebut penting untuk mengakomodasi para pedagang agar bisa kembali berjualan secara layak usai musibah kebakaran di pasar itu pada Mei 2025 lalu.
"Jadi kita juga sudah meminta ke Dinas Cipta Karya agar September besok sudah dimulai pembangunan untuk relokasi sementara pedagang pasar di sini," katanya.
Dia menjelaskan revitalisasi Pasar Bojong secara menyeluruh baru akan dilaksanakan pada tahun 2027. Program ini sudah masuk dalam RPJMD 2025-2029 dan menjadi salah satu prioritas pembangunan.
Ia meminta Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi mulai melakukan inventarisasi dan menyusun tahapan pembangunan sejak sekarang meski kajian lebih lanjut masih dilakukan guna menentukan skema pembangunan.
Dirinya menyebut ada dua opsi revitalisasi Pasar Bojong yakni melalui APBD atau melibatkan pihak ketiga lewat skema Bangun Guna Serah (BGS). Opsi pertama tentu dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
"Tentu kalau pihak ketiga, berarti BOT itu kan juga masuk, memang bagaimana pembiayaannya, aset-aset daerah yang memiliki nilai ekonomi, itu juga baik. Ya tinggal nanti bagaimana bekerja dengan pihak ketiga, hal-hal yang menimbulkan permasalahan itu bisa diantisipasi," katanya.
Sementara apabila menggunakan skema kerja sama pihak ketiga, pemerintah daerah diminta memastikan kredibilitas, integritas, kapasitas serta kemampuan finansial pihak swasta yang memadai.
"Termasuk rancang bangun yang akan diterapkan sebagaimana standar sebuah pasar ideal seperti sistem drainase, pengelolaan sampah, kerapian, kenyamanan dan keamanan yang juga harus menjadi perhatian. Jangan jadi kejadian mangkrak di tengah-tengah, itu yang kita harapkan," katanya.
Ani mengungkapkan Pasar Bojong yang berlokasi di dekat perbatasan antara Kabupaten Bekasi dengan Kabupaten Karawang ini merupakan salah satu wajah daerah, terlebih warga Karawang juga kerap melakukan transaksi di pasar tersebut.
"Harapannya jika nanti pasar ini sudah direvitalisasi, harga sewa ruko tidak memberatkan para pedagang. Harga yang paling pas, tidak kemahalan tapi juga tidak kemurahan. Yang bisa disepakati, sesuai dan semua merasa damai," katanya.
Ketua Forum Komunikasi Pasar Bojong Wawan Rukmawan berharap pembangunan lapak sementara yang direncanakan pada September 2025 dapat segera terealisasi dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pedagang.
"Apapun formasinya, dari September minggu kedua mudah-mudahan jangan sampai gagal. Dibangun secepatnya agar pedagang ini rapi dan bisa terakomodir parkir dan sampahnya," katanya.
Wawan juga berharap kapasitas lapak nanti mampu menampung seluruh pedagang sehingga tidak ada lagi pedagang yang harus berjualan di pinggir jalan dan pembeli pun bisa merasa lebih nyaman. Berdasarkan data inventarisasi, ada 164 pedagang terdampak kebakaran pada Mei lalu.
"Kalau memang jadi dibangun pada 2027, semoga benar-benar terwujud tanpa kendala. Mau dari developer, APBD, atau BGS yang penting secepatnya dibangun dan sesuai dengan apa yang dijanjikan pemerintah daerah," katanya.
