Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Indonesia tidak akan membuat matra siber di tubuh TNI, seperti yang dimiliki Singapura.
"Ya kita tinggal kolaborasi aja, tidak usah bikin kepala staf angkatan (matra) baru," kata Sjafrie saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan di Jakarta Pusat, Selasa.
Menurut Sjafrie, setiap negara memiliki konsep pertahanan yang berbeda beda. Berbeda dengan Singapura, TNI memiliki satuan siber yang berada di setiap matra.
Sjafrie menegaskan bahwa konsep yang dianut TNI lebih tepat untuk Indonesia karena setiap matra memiliki kesempatan untuk melibatkan sipil ahli siber dalam memperkuat pertahanan.
"Jadi Indonesia ini harus 'dikeroyok' pertahanannya oleh sipil dan militer. Ini adalah potensi-potensi untuk memperkuat TNI apabila negara dalam keadaan emergensi," kata Sjafrie.
Baca juga: Menhan RI dan Mesir bahas penguatan kerja sama
Baca juga: Menhan sebut Presiden Macron dijadwalkan cek Lab Bahasa Prancis Akmil
Baca juga: Menhan RI dan Qatar pererat kerja sama
Karenanya, untuk memperkuat pertahanan siber TNI, Kemhan menggandeng kerja sama dengan Singapura yang telah memiliki pertahanan siber yang lebih matang.
Kerja sama ini bisa dalam pendidikan siber ataupun pertukaran prajurit untuk latihan bersama. Dengan adanya kerja sama ini, Sjafrie yakin pertahanan siber Indonesia akan semakin kuat.
Sebelumnya, Panglima Militer Singapura atau Chief of Defence Singapore Armed Forces Vice Admiral Aaron Beng juga sempat bertemu dengan Sjafrie, Selasa (22/7).
Dalam pertemuan yang terjadi di gedung Kemhan itu, kedua belah pihak juga membuka peluang kerja sama pertahanan di bidang siber.
