Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, volume sampah saat puncak Lebaran Ketupat 1446 Hijriah/2025, yang dirayakan pada 7 April 2025 mencapai sekitar 39 ton.
Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Selasa, mengatakan, sebanyak 39 ton sampah itu khusus bersumber dari sejumlah objek wisata, terutama kawasan pantai yang menjadi pusat perayaan Lebaran Ketupat.
"Untuk penanganan sampah, kami bekerja sama dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) masing-masing objek wisata. Pokdarwis kumpulkan, kami tinggal angkut," katanya.
Menurutnya, tingginya volume sampah yang diangkut saat perayaan Lebaran Ketupat karena aktivitas masyarakat konsumtif.
Baca juga: Kota Mataram siapkan konsep kelola sampah pada dua kegiatan besar keagamaan
Baca juga: Volume sampah di Kota Mataram naik hingga 3 ton per hari selama bulan Ramadhan
Masyarakat datang ke objek wisata dengan membawa berbagai makanan yang sudah disiapkan dari rumah untuk dimakan bersama di objek wisata yang dikunjungi.
Masyarakat yang berkunjung ke sejumlah objek wisata di Kota Mataram tidak hanya dari warga kota melainkan dari berbagai kabupaten/kota lainnya di Pulau Lombok.
"Belum lagi sampah dari pedagang yang marak menjamur di kawasan objek wisata," katanya.
Namun demikian, pihaknya optimistis sampah setelah Lebaran Ketupat hari ini bisa tertangani semua karena mulai hari ini semua petugas sudah kembali beraktivitas sesuai dengan jadwal masing-masing.
Dia menambahkan volume sampah Lebaran Ketupat tahun ini mencapai tiga kali lipat dari sampah saat pawai Ogoh-Ogoh pada 28 Maret 2025, yang dilaksanakan dari Pajang hingga Mayure Cakranegara sekitar 13 ton.
Sementara untuk sampah saat pawai takbiran menyambut 1 Syawal 1446 Hijriah/2025, justru mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya mencapai 19 ton, tapi tahun ini hanya sekitar 6-7 ton.
Baca juga: NTB optimalkan satgas kebersihan selama Ramadhan cegah tumpukan sampah
Kondisi itu terjadi karena pada malam takbiran sempat terjadi hujan, sehingga kemungkinan masyarakat dan pedagang enggan keluar untuk menonton atau beraktivitas di luar rumah.
"Selain itu, sampah dari kafilah sudah ditangani masing-masing dengan pembagian plastik sampah kepada setiap kafilah," katanya.
Saat Lebaran Ketupat sepanjang 9,2 kilometer di pantai Kota Mataram yang menjadi tujuan utama masyarakat merayakan Lebaran Ketupat seperti di Pantai Gading, Mapak Indah, Loang Baloq, Tanjung Karang, Pantai Boom Ampenan, Pantai Pura Segare, Bintaro, hingga ke Pantai Meninting.
"Masyarakat tumpah ruah di sepanjang pantai Kota Mataram, bukan hanya warga kota saja melainkan warga dari berbagai Pulau Lombok," katanya.