Jakarta (ANTARA) - Menyusul Timnas Sepakbola Indonesia U-20 yang tersisih dari Grup C Piala Asia 2025 di China yang tak pernah menang melawan Iran (0-3), Uzbekistan (1-3), dan Yaman (1-1), Timnas Basket Indonesia pun tersisih dari Piala Asia FIBA 2025.
Pertandingan terakhir pada Minggu (23/2), dari enam pertandingan yang telah dilalui, Timnas Basket Indonesia bertekuk lutut di kandang sendiri saat melawan Timnas Korea Selatan
Langkah Timnas Basket Putra Indonesia terpaksa berhenti di FIBA Asia Cup 2025 Qualifiers Windows 3, setelah skuad Garuda kalah 63-90 lawan Negeri Ginseng.
Skuad asuhan Johannis Winar atau Coach Ahang itu tidak pernah menang sekalipun dalam enam pertandingan yang sudah mereka lakoni.
Timnas Basket Indonesia mengakhiri kualifikasi FIBA Asia Cup 2025 tanpa kemenangan seusai kalah dari Korea Selatan dengan skor akhir 63-90 dalam laga yang digelar di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu.
Indonesia kalah enam kali (0-6) dalam seluruh pertandingan di Grup A bersama Australia, Korea Selatan, dan Thailand. Timnas basket Indonesia berada di dasar klasemen Grup A yang dipuncaki oleh Australia (6-0), Korsel (4-2), dan Thailand (2-4).
Bergabung di grup A, Indonesia harus mengakui keunggulan Australia, Korsel, dan Thailand. Pada akhirnya, Timnas Basket hanya mampu mengantongi total enam poin.
Tiga hari lalu, yakni Kamis (20/2), timnas Merah Putih juga kalah 58-109 melawan Timnas Australia, di Gippsland Regional Indoor Sports Stadium, Traralgon, Australia.
Saat melawan Australia, skuad Garuda yang dikomandoi Johannis Winar atau yang kerap disapa Coach Ahang, memasang Abraham Damar Grahita (Bram), Yudha Saputera, Reza Guntara, Ali Bagir, dan Lester Prosper, sebagai starting five.
Sejak kuarter pertama, tuan rumah langsung tancap gas untuk mencetak poin. Melalui perpaduan Krslovic, Norton, dan Kay, tuan rumah terus membombardir pertahanan tim tamu. Ditambah pemain cadangan seperti Okwera dan Emmett Adair, sisi pertahanan Garuda terus kemasukan bola, alhasil kuarter itu ditutup dengan skor 22-4 untuk keunggulan Australia.
Skor sebelum halftime tercatat 50-22 untuk keunggulan anak asuh Chance. Pada kuarter ketiga, hal serupa kembali terjadi. Prosper terus melakukan perlawanan melalui under basket, sedangkan Yudha, Bram, dan Arighi mencoba peruntungan dari luar paint area. Tim Negeri Kanguru terus memperlebar jarak dengan mencatatkan 77-39 hingga akhir kuarter ketiga.
Pada kuarter penentu atau keempat, alur permainan semakin dikuasai oleh tuan rumah. Hingga menit terakhir laga, selisih skor justru semakin melebar dan ditutup dengan 109-58.
Terlihat sangat berbeda kelas, pertandingan antara Indonesia yang berada di peringkat 75 FIBA, dengan Australia yang berada di peringkat 7.
Menanggapi kegagalan Timnas Basket Indonesia, sang kapten, Abraham Damar Grahita menilai ada banyak permainan yang bisa diperbaiki, terutama dalam mengurangi jumlah turnover. Saat melawan Korea Selatan, misalnya,
Indonesia memang mengalami kesulitan dalam menghadapi tekanan pertahanan Korea Selatan, terutama di kuarter kedua ketika hanya mencetak tujuh poin, sementara lawan mencetak 25 poin. Hal itu menjadi titik balik bagi tim tamu untuk menguasai jalannya pertandingan.
Meski menyoroti masalah turnover, Abraham tetap memberikan kredit kepada tim pelatih, dipimpin pelatih kepala Johannis "Ahang" Winar, yang dinilainya telah menjalankan rotasi pemain dengan baik.
Kepala Pelatih Timnas Indonesia, Johannis Winar, sebelumnya juga menyoroti performa tim yang kurang agresif di awal pertandingan. Menurutnya, tim sebenarnya mampu bersaing dengan Korea Selatan, terbukti dengan perolehan skor di kuarter ketiga (23-24) dan kuarter keempat (16-17) yang tidak terlalu jauh.
"Kami membahas bagaimana gaya bermain Korea yang agresif, dan saya katakan kepada para pemain bahwa kami harus memulai dengan kuat sejak awal," ujar Johannis.
Namun, timnas justru kehilangan ritme permainan di dua kuarter awal. "Saat kuarter ketiga dan keempat, kami bisa bersaing. Ini menunjukkan bahwa kami sebenarnya bisa, hanya perlu memulai lebih cepat," tambahnya.
Dalam pertandingan ini, Abraham Damar Grahita memimpin perolehan poin Indonesia dengan 13 angka, disusul Muhamad Arighi dengan 11 poin dan Julian Chalias yang mencetak 10 poin. Sementara dari Korea Selatan, Woosuk Lee menjadi pencetak angka terbanyak dengan 13 poin, diikuti oleh Yongjun An, Seonghyun Lee, dan Yungi Ha yang masing-masing mencetak 10 poin.
Dengan hasil ini, Indonesia menutup kualifikasi tanpa kemenangan (0-6) dan berada di dasar klasemen Grup A, yang dipuncaki oleh Australia (6-0), diikuti oleh Korea Selatan (4-2) dan Thailand (2-4).
Kepala Pelatih Timnas Indonesia Johannis Winar menegaskan bahwa timnya harus menjadi lebih kuat dan cepat untuk bisa bersaing di level internasional, usai mengakhiri Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025 tanpa kemenangan.
Tim Nasional Bola Basket Indonesia menutup perjalanan di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025 tanpa kemenangan setelah kalah 63-90 dari Korea Selatan di Indonesia Arena, Jakarta, Minggu.
"Di permainan internasional, fisik sangat penting. Kita harus bisa bersaing dengan mereka, itulah mengapa kita membutuhkan pemain yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih cepat," kata Johannis Winar.
Pelatih yang akrab disapa Coach Ahang itu menekankan bahwa timnas tidak memiliki banyak waktu untuk persiapan, mengingat satu bulan setelah IBL mereka harus bermain di Indonesia Cup. Ia menjelaskan bahwa tidak ada cukup waktu untuk membangun otot atau meningkatkan kelincahan, sehingga tantangan utama bagi tim pelatih adalah mencari cara agar para pemain menjadi lebih besar, lebih cepat, dan lebih kuat.
Ahang juga menyoroti pentingnya kompetisi ini bagi kebanggaan Indonesia. Ia menyatakan bahwa perjuangan timnas bukan sekadar tentang basket, melainkan juga tentang harga diri bangsa.
Langkah Timnas terpaksa berhenti di FIBA Asia Cup 2025 Qualifiers Windows 3, tetapi para fans tetap mengucapkan terima kasih atas perjuangan Abraham Damar Grahita (Bram) dan kawan-kawan.
Seperti Jefri Muardiansah, seorang fans dari Kota Bekasi, Jawa Barat, yang menonton langsung pertandingan antara Indonesia melawan Korea Selatan.
"Meski kalah dan tidak lolos, saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada para pemain timnas yang sudah berjuang untuk membela negara, sekali lagi terima kasih," kata dia yang datang bersama teman-temannya.
Meski sedih karena skuad Garuda kalah 63-90 lawan Korsel, serta tidak bisa melanjutkan ke babak selanjutnya, tetapi Jefri yakin timnas akan tumbuh berkembang lebih baik, sebab, dengan komposisi pemain yang relatif masih muda tetapi sudah banyak pengalaman seperti Bram, Yudha Saputera, Muhamad Arighi, Rio Disi, Ari Daffa, Julian Chalias, dan lainnya, kemampuan skuad tersebut akan terus meningkat.
Selain Jefri, fans lainnya asal Kota Bogor, Bahri Sigid mengatakan Timnas Indonesia memiliki potensi untuk bermain lebih baik lagi di ajang internasional pada masa mendatang.
Ia yakin, Indonesia bisa diperhitungkan, minimal di kawasan Asia. "Harapannya mereka bisa mengulangi kesuksesan pada SEA Games Vietnam 2021, saat menjadi juara dengan mengalahkan Filipina di final," ujarnya.
Ya, masih tetap ada harapan.
Baca juga: Timnas Basket akan dilatih lebih kuat dan cepat
Baca juga: Perbasi tindak tegas pelaku pemukulan dalam kompetisi basket tingkat SMP di Bogor
