Gaza (ANTARA) - Aksi demonstrasi besar-besaran kembali berlangsung di Jalur Gaza pada Rabu, menuntut diakhirinya agresi genosida dan perang pemusnahan yang dilakukan Israel terhadap wilayah tersebut, pencabutan blokade, serta masuknya kebutuhan dasar bagi warga.
Gelombang demonstrasi itu meluas dari kota-kota dan kamp pengungsi di Gaza utara hingga Kota Deir al-Balah di Gaza tengah, seiring meningkatnya kemarahan rakyat atas situasi yang semakin memburuk.
Para peserta aksi meneriakkan slogan yang mendesak Hamas untuk tidak menentukan nasib warga Gaza secara sepihak. Mereka menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak akan membiarkan masa depan mereka dikendalikan oleh agenda kelompok tertentu yang tidak mencerminkan identitas nasional dan kepentingan utama mereka.
Para demonstran juga membawa spanduk bertuliskan: "Kami menolak untuk mati," "Darah anak-anak kami bukanlah sesuatu yang murah," "Cukup dengan perang," dan "Hentikan perang."
Aksi ini terjadi di tengah memburuknya kondisi kehidupan di Jalur Gaza, terutama setelah Israel secara sepihak mengakhiri gencatan senjata dan melanjutkan agresinya pada 18 Maret.
Gaza kini menghadapi blokade yang semakin mencekik, mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Pembatasan ketat dan monopoli terhadap barang kebutuhan pokok telah menyebabkan lonjakan harga yang belum pernah terjadi sebelumnya, memicu kemarahan publik.
Tuduhan juga menguat terhadap sejumlah pedagang yang diduga memanfaatkan krisis demi keuntungan pribadi. Beberapa dari mereka dicurigai berkolaborasi dengan otoritas de facto, Hamas, untuk mengontrol pasar lokal.
Sumber: Wafa-OANA
Baca juga: Pembantaian di Gaza kebencian yang menghancurkanBaca juga: PBB umumkan pengurangan staf di Gaza untuk keamanan
Baca juga: PBB: Perintah evakuasi Israel meluas 14 persen Gaza