Padang (ANTARA) - Rendang? Siapa yang tak suka.
Makanan hasil masakan khas Sumatera Barat ini menjadi yang terenak di dunia, setidaknya begitu yang perh disuveri oleh CNN Internasional.
Rendang tak hanya dikonsumsi oleh kebanyakan warga Indonesia di dalam negeri, tetapi juga banyak ditemukan di berbagai restoran di luar negeri.
Warung Nusantara di Kota Ansan, Korea Selatan, misalnya, menyajikan makanan rendang sebagai salah satu menu favoritnya.
Pemilik restoran, Indria Dhanualve atau yang akrab disapa Cika, Warung Nusantara menyajikan sajian khas Indonesia seperti nasi goreng, bakso, lontong sayur, hingga rendang yang kini menjadi lebih dikenal masyarakat yang mencari makanan halal di kota itu.
"Sekitar 80 persen pengunjung Warung Nusantara, lalu 20 persennya ada warga Korea, juga orang Bangladesh dan India. Bagi yang mencari makanan halal biasanya ke sini," ujar Cika.
Boboko, salah satu restoran Indonesia yang ada di Kota Oslo, Norwegia, pun menyajikan menu rendang sebagai makanan favorit bagi pelanggannya di Eropa. Begitu pula di belahan dunia lain seperti di Amerika dan Afrika.
Diana, pemilik restoran Boboko, pada peresmian yang dihadiri Dubes RI untuk Norwegia Faizasyah 30 anuari lalu, sengaja menyajikan rendang karena begitu banyak orang yang menggemarinya. Selain tentu saja menu-menu nusantara lain seperti nasi goreng ayam dan kambing, sate maranggi, gulai, iga bakar, soto betawi, gado-gado, es cendol, es teler dan lainnya.
Begitu pula di Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, dan banyak negara Eropa lain, yang menyajikan rendang.
Rendang juga tak sulit ditemukan di Arab Saudi dan banyak negara Arab lainnya.
Badan Pengelola Keuangan Haji memfasilitasi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Sumatera Barat mengekspor rendang ke Arab Saudi lewat program UMKM Goes to Hajj.
"Selain membantu memfasilitasi UMKM memasarkan rendang ke Tanah Suci, UMKM Goes To Hajj ini juga membantu pendaftaran haji bagi pelaku usaha yang sudah siap," kata anggota Badan Pelaksana BPKH Harry Alexander di Padang, Minggu.
Dalam menjalankan program UMKM Goes To Hajj tersebut BPKH bekerja sama dengan pihak perbankan dan lembaga pembiayaan syariah. Langkah strategis ini untuk mendorong peluang ekspor yang lebih luas bagi pelaku UMKM terutama dari Ranah Minang.
Selain itu, BPKH juga mengajak kelompok pengusaha perhotelan, retail dan ekspor impor untuk berperan dalam membantu UMKM mendistribusikan produknya ke pasar Arab Saudi.
"UMKM bisa berperan dalam ekosistem perhajian untuk memenuhi kebutuhan penyediaan makanan khas Indonesia saat musim haji seperti rendang. Dengan akses pasar yang lebih luas pelaku UMKM dapat berkembang dan kita harapkan mereka mampu mendaftar haji" ujarnya.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Barat akan menggali dan mengembangkan potensi ekonomi produk bumbu dan rendang dalam upaya meningkatkan kemampuan fiskal di Sumbar.
"Industri pengolahan bumbu rendang itu membutuhkan bahan baku yang erat kaitannya dengan petani Sumbar yang agraris," kata Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Sumbar Syukriah di Padang, Minggu.
Untuk mengembangkan sektor itu, Himpunan Pengusaha Randang Minangkabau (Hipermi) di bawah binaan DJPb Kementerian Keuangan Provinsi Sumbar akan menjadi wadah berkembangnya proses bisnis dari hulu ke hilir.
Secara umum, kata Syukriah, hal tersebut untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Ranah Minang, baik itu dari kalangan petani hingga pengusaha rendang yang tersebar di banyak daerah.
Ia mengatakan upaya menggali potensi ekonomi daerah sebenarnya merupakan bagian dari amanah yang terima oleh DJPb sebagai Regional Chief Economic (RCE), dan Financial Officer (FA) termasuk di Provinsi Sumbar.
"DJPb dalam hal ini diminta untuk menggali potensi ekonomi daerah, melakukan analisa dan memberikan rekomendasi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sumbar Endrizal menegaskan kesiapan pemerintah provinsi dalam mendukung program pengembangan industri pengolahan bumbu maupun rendang.
Menurut dia, musim haji yang diselenggarakan setiap tahunnya merupakan pasar potensial untuk memasarkan bumbu dan rendang kepada jamaah haji. Sebab, selain sudah dikenal dengan kelezatannya kuliner khas Minangkabau tersebut juga tahan lama atau tidak mudah basi.
"Pemerintah Provinsi Sumbar siap untuk menjadi perusahaan pendamping bagi UMKM lokal sekaligus memastikan kelancaran program ini," katanya.
Dukungan juga datang dari DPR RI. Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyarankan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyiapkan resep makanan bagi jamaah haji asal Indonesia sebagai upaya mendukung industri kuliner asal Ranah Minang.
"Sumatera Barat ini harus bisa atau sanggup menyiapkan resep makanan bagi jamaah haji Indonesia," kata Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay di Padang, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Saleh saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Padang, Kementerian Perindustrian.
Saleh mengatakan apabila Pemerintah Provinsi Sumbar bisa menyiapkan resep makanan bagi jamaah haji Indonesia, maka akan mendongkrak langsung pertumbuhan ekonomi dari sektor industri kuliner.
"Musim haji tahun lalu itu ada sekitar 241 ribu jamaah dan resep makanan di sana mahal sekali bisa ratusan miliar," sebut dia.
DPR RI telah meminta Kementerian Agama agar menyiapkan makanan yang bercita rasa Nusantara bagi jamaah haji selama menunaikan Rukun Islam kelima tersebut.
Saleh menilai Pemerintah Provinsi Sumbar memiliki potensi yang besar untuk menyiapkan resep, atau makanan khas Ranah Minang seperti rendang dan sejenisnya bagi jamaah haji.
"Kita mendorong gubernur yang baru segera berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk menyiapkan resep makanan ini," ujar dia.
Ketua Pembina Himpunan Pengusaha Rendang Minangkabau (Hipermi), Syukriah, di tempat terpisah, mengatakan secara umum pelaku usaha kuliner khususnya rendang siap mengekspor rendang ke banyak negara, termasuk permintaan khusus dari Arab Saudi.
Saat ini pelaku usaha terutama yang tergabung di Hipermi masih kesulitan menembus pasar internasional. Oleh karena itu, Hipermi berharap pemerintah daerah terus berusaha memikirkan solusi pemasaran rendang ke sejumlah negara.*
Anak usaha Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Arab Saudi, BPKH Limited, meluncurkan produk Bumbu Kampoeng guna memenuhi kebutuhan perusahaan katering yang menyediakan makan bagi jamaah haji maupun umrah.
Peluncuran Bumbu Kampoeng dilakukan di sela Expo Amazing Indonesia yang diselenggarakan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Arab Saudi.
"Bumbu Kampoeng adalah merek bersama untuk bumbu yang berasal dari Indonesia yang dapat mengobati kerinduan pada kampung halaman bagi jamaah haji dan umrah serta WNI mukimin di Arab Saudi," ujar Direktur BPKH Limited, Sidiq Haryono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Produk Bumbu Kampoeng terdiri atas 14 varian bumbu khas Indonesia, di antaranya bumbu rendang, gulai, semur, opor, kari, mangut, woku, bumbu dasar merah, sambal balado, sambal kacang, bumbu nasi uduk, bumbu nasi kuning, dan bawang goreng.
Seluruh produk bumbu tersebut diproduksi di Indonesia oleh berbagai perusahaan dari berbagai daerah yang kemudian dikurasi oleh BPKH Limited, sehingga dijamin memenuhi kriteria yang dipersyaratkan regulasi Arab Saudi, termasuk standar halal dan SFDA (Saudi Food & Drugs Authority).
Dalam proses seleksi produk bumbu ini, BPKH Limited difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, serta Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah.
"Suatu kehormatan bagi kami dapat berperan sebagai agregator dan kolaborator beragam elemen bangsa untuk dapat membawa produk asli Tanah Air ke Tanah Suci," katanya.
Anak perusahaan BPKH yang berdiri tanggal 16 Maret 2023 dan berkantor di Mekkah ,Arab Saudi ini, pada musim haji 2024, berhasil mendatangkan 76 ton bumbu Indonesia untuk dipergunakan 78 perusahaan katering di Makkah dan Madinah yang mengolah konsumsi jamaah haji Indonesia.
Ke depannya produk Bumbu Kampoeng juga akan dipasarkan di luar musim haji, seperti untuk umrah maupun restoran-restoran Indonesia di Arab Saudi.
Mengingat proyeksi kebutuhan bumbu pada musim haji dan umrah lebih dari 300 ton, BPKH Limited akan meningkatkan kuantitas dan kualitas bumbu Indonesia dengan harga yang rasional dan rasa yang lebih khas Indonesia.
"Doakan kami dapat melayani jamaah haji dan umrah lebih baik dan menyumbangkan nilai manfaat bagi keuangan haji yang akan digunakan sepenuhnya untuk kepentingan jemaah haji Indonesia," kata Sidiq.
Baca juga: UMKM Sumbar ekspor rendang ke Arab Saudi
Baca juga: Hipermi bidik perluasan pasar ekspor rendang ke sejumlah negara di dunia
Baca juga: Menikmati rendang 'barbeku' di Mina