Palu (ANTARA) -
Satu dua hari ini pemberitaan dari berbagai penjuru daerah kental dengan suasana pamitan dari kepala daerah yang mengakhiri pengabdiannya di pemerintahan dareah dan persiapan menyambut kepala daerah baru.
Ya, Presiden Prabowo Subianto memang menjadwalkan pelantikan 481 pasangan kepala daerah hasil Pilkada 27 November 2024,di Istana Negara, Jakarta, pada 20 Februari 2025.
Dengan demikian, kepala daerah lama sejak hari itu bakal diganti dan serah terima jabatan pun bakal berlangsung.
Pamitan menjadi fatsun politik bagi kepala daerah, baik gubernur maupun bupati/wali kota, yang mengakhiri masa tugasnya.
Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura berpamitan kepada seluruh aparatur sipil negara di seluruh jajaran Pemerintaha Provinsi, usai memimpin Sulteng selama periode 2021-2025.
“Dengan segala kerendahan hati, saya dan Bapak (wakil gubernur) Ma’mun Amir memohon maaf sebesar-besarnya jika selama menjalankan amanah kepemimpinan ini terdapat tutur kata, sikap atau kebijakan yang kurang berkenan sekaligus kami mohon pamit karena tinggal menghitung hari menuju akhir jabatan,” katanya di Palu, Selasa (18/2), dalam apel Gabungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Provinsi Sulteng. Apel di kantor gubernur tersebut menjadi panggung terakhir Gubernur Rusdy Mastura, karena dalam hitungan kurang dari dua hari lagi, Rusdy akan meletakkan jabatan pada 20 Februari 2025.
Dalam periodenya, Gubernur Rusdy Mastura dan Wakil Gubernur Ma’mun Amir meraih berbagai prestasi seperti menuntaskan pemulihan bencana 2018, menurunkan kemiskinan sebanyak lebih dari 21 ribu jiwa, inflasi terkendali hingga 0,02 persen, pertumbuhan ekonomi tertinggi nomor 2 nasional, membangun Masjid Raya Baitul Khairaat senilai Rp368 miliar murni dari APBD, meningkatkan layanan bedah jantung, kanker dan saraf pada RSUD Undata, dan paling bersejarah sukses mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari hanya Rp900 miliar menjadi Rp2,2 triliun.
Hal ini membuat Sulteng termasuk salah satu provinsi di Indonesia yang mandiri dan tidak terlalu mengandalkan dana transfer daerah untuk mendanai belanjanya.
“Tolong jaga semua yang sudah kami buat dan ke depan kita harus meningkatkan PAD sampai Rp5 triliun. Kalau ini bisa kita dapatkan, kita bisa membangun sendiri negeri ini tanpa bergantung,” katanya.
Ia pun berharap semoga agenda peningkatan PAD tetap menjadi prioritas utama pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Gubernur Anwar Hafid, dan Wakil Gubernur Renny Lamadjido, khususnya dalam menyiasati peluang dan tantangan efisiensi anggaran.
“Tanpa PAD apa yang bisa kita buat, kalau kita tidak kreatif apa jadinya. Syukur yang mengganti saya adalah seorang Doktor dan dokter yang jauh lebih pintar,” katanya menegaskan.
Dengan semangat yang tak pernah padam, Gubernur Rusdi Mastura mengajak ASN tetap bersatu, kompak dan mendukung penuh pemimpin baru dalam membangun daerah tercinta.
“Mari membangun tekad karena kita negeri kaya yang banyak potensi dan semua harus bisa kita kembangkan,” katanya menitip pesan.
Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengatakan sudah bersiap dan menjadwalkan penerbangan ke Jakarta untuk mengakhiri masa jabatan dan bekerja penuh kembali sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri.
“Besok saya ke Jakarta, besok sudah berangkat saya,” kata dia usai melepas kirab kota Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2025 di Denpasar, Selasa.
Sang Made mengatakan keberangkatannya ke Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2025 untuk mempersiapkan diri mengikuti serah terima jabatan kepala daerah, serta ikut diundang hadir pada retret kepala daerah di Magelang.
Kehadirannya di Lembah Tidar merupakan bagian dari tugas barunya sebagai Irjen Kemendagri, namun Sang Made mengatakan dia sudah mulai bekerja sejak dilantik pada Selasa (11/2) lalu.
Jabatan Penjabat Gubernur Bali telah diemban pria asal Gianyar itu sejak 5 September 2023 lalu sehingga selama 13 bulan dia memimpin Provinsi Bali dari yang sebelumnya bertugas sebagai Staf Ahli Kementerian Dalam Negeri.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menjelang akhir jabatannya mengaku bersyukur dan tak menyangka ditunjuk untuk memimpin Jakarta meski hanya dalam waktu singkat.
“Kalau saya sih jadi orang itu hidup mengalir. Mensyukuri apa yang sudah ada. Jalani apa yang ada. Termasuk juga menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta adalah sesuatu yang sangat tidak saya sangka. Sedikitpun saya tidak pernah mendekati seseorang, petinggi, DPR RI atau sebagainya untuk menjadi Penjabat. Saya tidak tahu kok kenapa tiba-tiba jadi Penjabat DKI. Ya saya mensyukuri,” kata Teguh saat dijumpai di Balai Kota Jakarta, Senin (17/2).
Teguh mengaku baginya menjadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta adalah amanah yang luar biasa.
Meski sudah pernah menjabat menjadi Penjabat Gubernur di Sulawesi Tengah, lalu di Kalimantan Utara, serta jabatan lain seperti Eselon I, 8 tahun sebagai kepala BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia), sebagai Dirjen Pembangunan Daerah, hingga sebagai Dirjen Dukcapil, namun dia menilai Jakarta memiliki hal yang berbeda.
Menjelang berakhirnya masa jabatannya sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh pun mengenang saat-saat dirinya dipilih untuk memimpin Jakarta.
Saat itu, terdapat tiga kandidat calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta yakni Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri Teguh Setyabudi, Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir, dan Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik.
Mengetahui namanya menjadi salah satu kandidat, Teguh pun segera mempersiapkan diri dan mempelajari segala hal terkait Jakarta.
Namun ketika namanya terpilih menjadi Penjabat Gubernur DKI, dia mengaku bahwa dirinya sempat terkejut dan tak mengetahui mengenai perihal tersebut.
“Pada waktu pertama kali nama saya muncul, habis sidang DPRD, saya posisi sedang di Sumedang. Nggak ada angin, nggak ada hujan, saya ditanya gimana nih (jadi Pj. Gubernur DKI Jakarta). Saya juga nggak tahu. Tapi begitu nama saya muncul, mau nggak mau saya sebagai manusia harus prepare,” kata Teguh.
Dalam menjalankan tugas selama ini, Teguh mengatakan senantiasa menjadi pribadi yang apa adanya. Selain itu, dirinya juga mencoba menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak, termasuk media.
Teguh pun mengaku dirinya siap untuk ditempatkan dimana saja setelah masa jabatannya sebagai Penjabat Gubernur Jakarta berakhir.
“Sebagai PNS saya loyal, kalau saya kembali ke Dukcapil karena definitif ya memang di situ. Tapi kalau ada penugasan lain saya siap. Enjoy (nikmati) saja,” kata Teguh.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mempersiapkan acara penyambutan untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Terpilih Pramono Anung dan Rano Karno yang akan dilantik pada Kamis (20/2).
Teguh mengatakan acara tersebut akan dimeriahkan dengan unsur kebetawian, namun Pemprov DKI tak akan menggelar arak-arakan dengan melibatkan keramaian masyarakat untuk menyambut kepala daerah baru tersebut.
"Yang jelas tidak pakai arak-arakan delman. Penyambutan di depan Balai Kota dan Gedung Ali Sadikin. Insya Allah di situ," kata Teguh.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan pamit kepada jajaran aparatur sipil negara di lingkup pemerintah daerah setempat dan masyarakat karena sebentar lagi akan mengakhiri masa jabatannya.
"Pertama, saya mengucapkan terima kasih, matur nuwun atas semua support gotong royong guyub rukun dari teman-teman Pemerintah Kota Semarang yang sampai saat ini sudah menorehkan banyak prestasi," katanya di Semarang, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita, saat memimpin kegiatan apel coffee morning yang menjadi kegiatan upacara terakhir yang dipimpinnya sebagai Wali Kota Semarang.
Ia memohon maaf apabila selama memimpin memiliki kesalahan, terutama kepada jajaran ASN, mengingat gaya kepemimpinan seseorang yang tentu berbeda satu sama lain.
Ke depan, dia berharap jajaran ASN bisa melanjutkan pembangunan Kota Semarang di bawah kepemimpinan Agustina Wilujeng Pramestuti dan Iswar Aminuddin sebagai wali kota dan wakil wali kota yang baru.
Hevearita alias Ita memenangi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Semarang tahun 2020 sebagai Wakil Wali Kota berdampingan dengan Wali Kota Hendrar Prihadi (Hendi) yang merupakan periode kedua pasangan yang diusung PDI Perjuangan tersebut.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami meminta kepada Kepala Daerah Kabupaten Sukabumi terpilih yakni Asep Japar-Andreas bisa lanjutkan prestasi yang telah diraih Pemkab Sukabumi selama di bawah kepemimpinan dirinya bersama Wabup Sukabumi Iyos Somantri.
"Setidaknya ada sekitar 110 prestasi atau penghargaan yang ditorehkan Kabupaten Sukabumi pada 2024. Penghargaan tersebut berasal dari Pemprov Jabar dan pemerintah pusat. Prestasi ini berkat upaya dan kerjasama dari semua pihak," katanya saat memimpin rapat dinas yang terakhir di Sukabumi, Senin.
Menurut Marwan, prestasi yang telah diraih ini bukan hal yang mudah dan untuk mempertahankannya tentu ada kendala dan kesulitan. Maka dari itu, Bupati-Wabup Sukabumi periode 2025-2030 harus mampu menggerakkan dan bekerjasama serta menjaga hubungan baik dan kekeluargaan dengan semua ASN.
Adanya perbedaan pilihan saat Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi 2024 lalu jangan sampai Pemkab Sukabumi menjadi terbelah tetapi kepala daerah yang baru tentunya harus bisa merangkul semua golongan dan elemen masyarakat.
Pihaknya juga mengapresiasi seluruh ASN yang bertugas di lingkup Pemkab Sukabumi yang telah membantu kinerja Marwan-Iyos dalam empat tahun lebih sebagai Kepala Daerah Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: Marwan minta Kepala Daerah Sukabumi terpilih bisa lanjutkan prestasi
Periode kedua Khofifah
Gubernur Jawa Timur Terpilih Khofifah Indar Parawansa menyebut materi baris berbaris pada Gladi Kotor Pelantikan Kepala Daerah-Wakil Kepala Daerah di Kawasan Monumen Nasional Jakarta, Selasa (18/2) sebagai momentum untuk satukan barisan pemikiran dan program seluruh kepala daerah terpilih, sehingga ke depan semua program pembangunan yang berjalan berada dalam satu barisan untuk memajukan NKRI. Tentu ada local wisdom, ada prioritas pembangunan daerah yang berbeda, tetapi semua untuk kemajuan NKRI.
"Jangan dimaknai barisan secara fisik baris berbaris tetapi dibariskan pemikiran kita, dibariskan program kita. Jadi NKRI ini satu barisan," kata Khofifah yang kembali berpasangan dengan Wagub Emil Dardak untuk periode kedua 2025-2030.
Hal ini penting karena untuk membangun dan menjaga Indonesia dibutuhkan pemikiran dan program yang sejalan dan dalam satu barisan, karena setiap daerah memiliki program prioritas yang mungkin berbeda, tetapi harus dipastikan semua ada pada koridor yang sama dan sejalan untuk kemajuan NKRI.
Tidak ada kesulitan berarti saat mengikuti gladi ini, terlebih dirinya memiliki dasar pelatihan baris berbaris pramuka. Tentu hal ini membuat semua kepala daerah terpilih memutar kembali memorinya terkait baris berbaris saat mengikuti pramuka.
Selain bermanfaat untuk menyatukan semangat, menyatukan pemikiran, ajang ini dikatakannya juga bermanfaat sebagai wadah silaturahmi bagi kepala daerah terpilih. Sehingga ke depan upaya untuk membangun sinergi diantara kepala daerah menjadi lebih terbuka dan optimal.
"Ini penting untuk membangun kebersamaan program-program ke depan, sinergisitas provinsi dengan kabupaten/kota, provinsi dengan provinsi dan seterusnya," katanya.
Di sisi lain, terkait rencana retreat (pembekalan) di Akademi Militer Magelang, Khofifah menyambut baik hal tersebut. Menurutnya melalui retreat seluruh kepala daerah akan bisa membangun kebersamaan dari program-program dan visi misi yang diusung masing-masing kepala daerah agar sejalan dengan program nasional.
"Kalau retreat bagus, saling membangun sinergi visi misi kita, Indonesia ini besar provinsi kabupaten kota bisa membangun kebersamaan di dalam program-program nasional supaya landing-nya bisa lebih programatik lebih progresif lebih sistemik," katanya.
Sebagai informasi, usai pelantikan sejumlah kepala daerah terpilih wajib mengikuti pembekalan atau retreat di Akademi Militer (Akmil) Magelang selama 1 Minggu yaitu tanggal 21-28 Februari 2025.
Baca juga: Pembekalan kepala daerah
Baca juga: Kemendagri beri atensi ke sejumlah kepala daerah dalam retret