Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi XII DPR RI Dewi Yustisiana mengatakan Indonesia berpeluang besar menjadi pemain kunci ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) global dengan komitmen dukungan kuat dari pemerintah.
"Kita harus melihat peluang besar perkembangan global saat ini dalam hal energi dengan Indonesia sebagai pemain kunci dalam ekosistem baterai kendaraan listrik, di mana hal ini juga selaras dengan prioritas pemerintah mengenai hilirisasi," kata Dewi di Jakarta, Selasa.
Dewi mendorong perusahaan inisiasi pemerintah yakni PT Indonesia Battery Corporation (IBC), yang sahamnya dimiliki PT Antam, PT Inalum (Persero), PT Pertamina New & Renewable Energy, dan PT PLN (Persero), untuk mengonsolidasikan dukungan dari pemerintah maupun pemegang saham agar potensi ekosistem kendaraan listrik nasional dapat berkembang.
Hal tersebut juga dibutuhkan untuk mengatasi berbagai kendala lintas sektor dalam pengembangan kendaraan listrik, seperti produksi baterai, pembangunan infrastruktur pengisi daya, hingga insentif bagi industri.
Baca juga: Pakar otomotif sarankan bertanya soal baterai sebelum beli EV
Baca juga: Pertamina siapkan 23 stasiun penukaran baterai dukung pertumbuhan ekosistem EV
IBC pada Senin (17/2/2025) menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR di Jakarta. Dewi pun meminta IBC untuk menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) yang dapat dilaksanakan (feasible) dan memiliki target bisnis dan keuntungan yang maksimal.
Menurut data IBC, hampir 40-45 persen bahan baku baterai EV di dunia berasal dari Indonesia.
Namun, bahan baku baterai EV tersebut lantas diolah di negara-negara tujuan seperti China untuk menjadi baterai EV, kemudian didistribusikan ke Amerika Serikat maupun ke Eropa. Karena itu, hilirisasi bahan baku baterai di Indonesia sudah sepatutnya menjadi hal yang strategis dan prioritas.