Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengungkap bahwa Indonesia berpeluang menjadi salah satu pemimpin dalam mengadopsi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di antara negara-negara berkembang.
“Ini membuka peluang juga untuk Indonesia menjadi salah satu pemimpin khususnya untuk embracing atau menerima, mengadopsi AI bagi negara-negara berkembang,” kata dia pada pembukaan Kongres Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) yang berlangsung secara daring, diakses Minggu.
Ide ini juga dia ungkapkan seusai Menkomdigi kembali dari AI Action Summit di Paris, Perancis, usai pertemuan dengan Presiden Perancis, Emmanuel Macron, pekan lalu.
Meutya menyampaikan bahwa Eropa, khususnya Perancis, sedang berusaha untuk menjadi pemimpin dalam bidang kecerdasan buatan, di tengah persaingan ketat antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang juga berlomba untuk memimpin teknologi AI global.
Menurut dia AI seharusnya dapat memperhatikan kebutuhan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kerja sama dengan negara-negara global selatan (Global South) menjadi penting dalam memperkuat posisi Indonesia.
Ia menggagas agar kepentingan negara-negara Selatan atau dikenal juga dengan sebutan global south dapat diperhitungkan dalam perumusan tata kelola AI global.
Baca juga: Dalam pertemuan di Prancis, Menkomdigi komitmen tata kelola AI