Jakarta (ANTARA) - Menempuh waktu sekitar 24 jam perjalanan darat dari Moskow ke Melitipol, mata dimanjakan dengan pemandangan kota-kota yang tertata rapi, bersih, dan bebas dari kotoran.
Keberhasilan ini tidak terjadi secara instan, melainkan hasil dari kebijakan yang terencana, komitmen tinggi, dukungan data dan riset yang mendalam, serta sanksi tegas bagi individu dan institusi yang tidak menjaga kebersihan.
“Sejak era Uni Soviet, kebersihan dan keteraturan kota telah menjadi prioritas. Pemerintah Soviet menerapkan sistem pengelolaan sampah dan kebersihan yang terpusat, serta menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan melalui pendidikan dan kampanye publik. Hal ini dilanjutkan oleh Pemerintah Rusia, yang juga menerapkan kebijakan ketat dalam pengelolaan sampah. Pemerintah membangun infrastruktur memadai seperti tempat sampah yang tersebar merata, sistem pengolahan sampah modern, serta fasilitas kebersihan di tempat-tempat umum seperti mall, hotel, rest area, serta toilet-toilet umum, ” ujar Devie Rahmawati, pengamat sosial UI.
“Peluncuran Program "Clean City”, sebuah Inisiatif nasional yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, serta dibarengi dengan sanksi tegas yang diberlakukan yaitu : Individu yang membuang sampah sembarangan dikenakan denda mulai dari Rp1 juta hingga Rp12 juta, tergantung pada tingkat pelanggaran; Institusi, seperti hotel, mal, atau restoran, yang tidak memenuhi standar kebersihan dapat dikenakan denda hingga Rp115 juta atau lebih, tergantung pada skala pelanggaran; praktik pembersihan, dimana, pelanggar diwajibkan membersihkan area yang mereka kotori sebagai bentuk hukuman sosial dan edukasi; Pencabutan izin usaha bagi Institusi yang secara konsisten melanggar aturan kebersihan, terutama jika pelanggaran tersebut membahayakan kesehatan masyarakat; pidana penjara, untuk kasus yang sangat serius, seperti pembuangan limbah berbahaya secara ilegal, dimana, pelaku dapat dikenakan hukuman pidana penjara hingga 2 tahun,” tambah Devie Rahmawati, pengajar komunikasi antar budaya.
“Keberhasilan Rusia dalam menciptakan kota yang bersih juga didukung oleh data dan riset yang komprehensif seperti penggunaan teknologi GIS (Geographic Information System) untuk memetakan sumber dan pola distribusi sampah, merancang strategi pengelolaan yang efektif, serta studi tentang kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah, yang membantu pemerintah merancang kampanye edukasi yang tepat sasaran,” seru Devie yang juga meneliti tentang energi terbarukan.
“Berkat upaya terpadu ini, data terbaru menunjukkan dampak pada penurunan sampah di tempat umum berkurang hingga 60 persen dalam dekade terakhir; survei menunjukkan bahwa 85 persen warga merasa puas dengan kebersihan dan keteraturan kota mereka; beberapa kota di Rusia pun selalu masuk dalam daftar kota terbersih di dunia menurut indeks kebersihan global,” tutup Devie.
Kisah sukses Rusia bangun kota yang bersih dengan sanksi dan edukasi
Senin, 24 Maret 2025 17:18 WIB

Kisah sukses Rusia bangun kota yang bersih dengan sanksi dan edukasi (ANTARA/ Foto: Istimewa)